Samarinda, Natmed.id – Staf Ahli Gubernur Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Ririn Sari Dewi mengatakan bahwa strategi komunikasi memiliki peran penting dalam membangun citra maupun mencapai tujuan suatu institusi.
Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam kegiatan Media Gathering bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Kaltim di Ruang Kalimaya Diamond Hotel Samarinda, Senin (27/11/2023).
Menurut Ririn, pihak Kanwil Kemenag memerlukan langkah komprehensif dan kreativitas dalam membangun strategi komunikasi tentang tujuh program yang prioritaskan.
Upaya ini sebagai komitmen tim untuk menyukseskan pelaksanaan program tersebut. Juga, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tujuh hal yang menjadi prioritas Kemenag.
Adapun ketujuh program prioritas itu adalah Penguatan moderasi beragama, transformasi digital, revitalisasi KUA, kemandirian pesantren, cyber Islamic University, Religiostry Index, dan tahun kerukunan.
Ririn menyatakan, untuk mewujudkan tujuh program tersebut diperlukan komitmen kuat dalam sebuah tim. Dengan demikian, potensi untuk mencapai tujuan akhir menjadi motivasi yang kuat sehingga dapat memperoleh hasil maksimal.
Namun, di sisi lain Ririn mengungkapkan program yang digencarkan akan tetap menghadapi kendala dari internal maupun eksternal.
Kendala internal bisa saja berasal dari stakeholder yang belum mampu menggunakan hasil dari program, misalnya aplikasi tertentu yang masih belum familiar.
Kendala eksternal, menurut Ririn, kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh sosialisasi yang kurang komprehensif di masyarakat. Dengan demikian, program tersebut tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
“Kendalanya, biasanya masyarakat belum dapat informasi yang komprehensif dari stakeholder yang menjalankan program,” ujarnya.
“Ada juga kendala lain, seperti stakeholder masih gaptek atau belum use friendly dalam menerapkan programnya, misal aplikasi apa belum bisa,” lanjut Ririn.
Ia lantas menceritakan pengalamannya selama berada di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim kurang lebih lima tahun. Ia memberikan saran terkait bagaimana branding bagi Kemenag agar tersosialisasikan lebih baik di masyarakat.
Pertama, membangun kesadaran di antara seluruh stakeholder bahwa perlunya untuk menyamakan tujuan dalam melakukan kepentingan bersama. Kedua memperkuat komunikasi di kalangan stakeholder sehingga memudahkan pencapaian target yang diinginkan.
Ketiga, branding kuat oleh Kemenag. Dalam hal ini Kemenag dapat mengikutsertakan peran influencer untuk menggaet perhatian milenial dan generasi Z dalam penyajian informasi yang ingin disuguhkan.
Ririn berharap branding oleh Kemenag yang diperkuat dengan beberapa masukan tersebut dapat meningkatkan antusiasme masyarakat. Terutama para generasi muda mengenai program yang ingin disukseskan ke depannya.
“Kesbangpol untuk kegiatan mensosialisasikan pemilu di kalangan generasi muda kita pakai bantuan influencer,” ujarnya.
“Harapannya supaya mengena ke seluruh generasi muda terutama milenial dan gen Z. Mungkin Kemenag juga bisa menggunakan cara yang sama,” sambung Ririn.