Samarinda,Natmed.id – Wali Kota Samarinda Andi Harun menyebut buku Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera) berjudul Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999 tak sekadar buku bacaan tetapi menyiratkan pesan penting dan spirit untuk kaum muda milenial agar berperan aktif menegakkan demokrasi dan ikut membangun bangsa.
Buku Aldera, kata Andi Harun mengingatkan situasi dan kondisi serta peristiwa, pada masa rezim sebelum orde baru hingga orde baru, bahkan orde reformasi.
Pada waktu itu para pemuda bangkit dengan gerakan pro demokrasi melawan rezim otoritarianisme, meski risiko dari perlawanan itu adalah ancaman, bahkan kematian.
“Artinya kita diingatkan bahwa begitu mahalnya harga sebuah demokrasi, begitu mahalnya harga merah putih dan juga republik ini. Ini harus menjadi kesadaran kolektif anak negeri untuk berkontribusi terhadap bangsa,” tutur Andi Harun kepada wartawan usai Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999 yang digelar di Gor 27 September Kampus Unmul, Samarinda, Selasa (28/2/2023).
Andi Harun mengatakan Aldera memberi pesan penting bahwa nasionalisme adalah sebuah pondasi untuk menegakkan demokrasi di Indonesia.
“Kita harus sama-sama berada dalam satu frame utama, yakni bagaimana secara kolaboratif kita berusaha untuk menciptakan Indonesia ini menjadi Indonesia yang adil dan maju,” ujarnya.
Andi Harun mengatakan Aldera terus menjadi referensi dan kajian di kalangan kampus maupun para aktivis di tengah perkembangan global yang kian pesat.
“Saya berharap tidak menjadi luput dari perhatian para akademisi, para aktivis, sehingga kita tidak berpaku pada satu teori dasar,” pintanya.
Lebih lanjut, Ketua DPD Partai Gerindra Kalimantan Timur itu menegaskan kendati rezim berganti rezim, namun bentuk pemerintahan melalui pilihan politik masyarakat, namun harus berdasarkan prinsip-prinsip kedaulatan rakyat yang utuh.
“Pilihan politik apapun yang kita pilih tetapi tolok ukurnya adalah kemakmuran rakyat,” imbuhnya.