
Kukar, Natmed.id – Pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) bukan semata soal infrastruktur fisik. Di baliknya, ada upaya serius untuk membangun masyarakat yang kuat secara moral dan spiritual.
Hal itu tercermin dalam jalinan kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar dan Nahdlatul Ulama (NU) yang kembali dikuatkan dalam agenda silaturahmi dan halalbihalal di Pendopo Bupati, Minggu, 6 April 2025.
Bupati Kukar Edi Damansyah menekankan bahwa NU memiliki posisi penting sebagai mitra pemerintah. Terutama dalam menjaga fondasi nilai keagamaan dan membentuk karakter masyarakat yang berdaya.
“NU bukan sekadar organisasi keagamaan, tapi kekuatan moral yang selama ini turut mengawal pembangunan di Kukar. Kami melihat NU sebagai bagian dari solusi untuk memperkuat masyarakat secara menyeluruh,” kata Edi.
Ia menilai bahwa pembangunan berbasis nilai religius menjadi inti dari visi besar Kukar Idaman.
Program-program seperti Kukar Berkah, Gerakan Etam Mengaji (GEMA), dan Satu Desa Satu Hafidz Quran bukan hanya kegiatan seremonial. Namun, investasi jangka panjang dalam membentuk manusia Kukar yang berakhlak dan berilmu.
“Kalau kita bicara pembangunan, kita tidak bisa hanya membangun jalan dan gedung. Kita harus bangun manusia. Di situlah NU hadir, menjadi pilar yang tidak tergantikan,” lanjutnya.
Salah satu langkah nyata pemerintah dalam pembangunan moral dan spiritual adalah peningkatan bantuan kepada pondok pesantren.
Tahun ini, Pemkab Kukar menambah jumlah pesantren penerima bantuan dari 42 menjadi 48 lembaga. Masing-masing di antaranya mendapat Rp100 juta untuk menunjang operasional dan penguatan pendidikan keagamaan.
Tidak hanya itu, pemkab juga memperluas peran para dai. Program Dai Masuk Desa kini berevolusi menjadi Dai Pembangunan yang memiliki peran lebih luas dan kontekstual sesuai kebutuhan sosial masyarakat.
“Dai sekarang bukan hanya menyampaikan ceramah, tapi juga terlibat aktif dalam membimbing masyarakat menghadapi persoalan-persoalan sosial dan menjadi bagian dari pembangunan desa,” tambah Edi.
Ketua PCNU Kukar KH Muhammad Askin Bahar menyambut baik kolaborasi ini. Ia juga berharap agar penguatan nilai keagamaan bisa terus dipertahankan di tengah derasnya arus globalisasi.
“Di era seperti sekarang, kita tidak hanya butuh teknologi, tapi juga keteguhan hati. Kami di NU siap bersinergi menjaga semangat kebangsaan dan keagamaan masyarakat,” ucap KH Askin.
Ia pun mengingatkan pentingnya menjaga keikhlasan dan niat yang lurus dalam berjuang di jalan kebaikan.
“Yang paling penting itu menjaga hati. Karena dari situlah muncul kekuatan untuk tetap istikamah di tengah godaan zaman,” tandasnya.
Agenda halalbihalal ini tak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi panggung peneguhan komitmen bersama untuk menjadikan nilai-nilai Islam sebagai fondasi utama dalam pembangunan manusia Kukar yang bermartabat dan berdaya saing. (Adv)