National Media Nusantara
DPRD KUTIM

Jalan Rantau Pulung Semakin Rusak, Apa Kata Joni?

Kutim,Natmed.id – Kondisi jalan Sangatta-Rantau Pulung makin rusak. Jalan ibarat bubur lumpur menebal cukup berbahaya jika dilintasi setelah hujan.

Akses jalan tersebut pernah mendapat perawatan dari pemerintah, namun kondisi ini kembali miris dan menyusahkan masyarakat.

Kerusakan akses jalan Rantau Pulung karena kendaraan perusahaan sekitar yang kerap membawa muatan besar melebihi kekuatan jalan tersebut. Terutama jalan poros di Kecamatan Rantau Pulung, yang melintasi SP5, SP7 dan SP8.

Kondisi badan jalannya berlubang dan bergelombang. Bahkan kerap menyulitkan pengendara ketika melintas. Hal ini pun menjadi perhatian serius Ketua DPRD Kutim Joni.

Menurutnya, meski sempat mendapatkan perawatan, tapi akses jalan ini pun kurang diperhatikan Pemerintah Kabupaten Kutim, sementara secara status jalan tersebut merupakan jalan kabupaten

“Sekarang kondisi jalannya semakin memprihatinkan. Bahkan kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah (pemda). Padahal statusnya jalan milik kabupaten,” kata Joni belum lama ini.

Kurangnya perhatian pemerintah ini merambat ke penggunaan jalan oleh perusahaan sebagai jalur pengangkutan buah sawit menuju pabrik milik perusahaan, baik oleh truk masyarakat maupun milik perusahaan.

Dengan muatan yang bertonase lebih dari kekuatan jalan, Joni berpandangan jika perlu peningkatan kualitas jalan dari yang sebelumnya pengaspalan menjadi jalan cor beton.

Kendati demikian, sebelum melakukan pekerjaan, sebaiknya dilihat lebih dulu kontur tanahnya. Jangan sampai tetap dilakukan penanganan meskipun kawasan itu rawan longsor.

“Tapi, sepanjang ruas jalan di Rantau Pulung (dari arah SPBU Rantau Pulung hingga SP8 Rantau Pulung), sangat layak untuk dicor beton. Karena kualitas tanahnya sangat bagus. Bahkan tidak pernah terjadi longsor,” ujarnya.

Dia meyakini, penanganan dengan cor beton akan bertahan lebih lama, namun pengerjaannya tetap harus dengan kualitas dan ketebalan yang memadai.

“Biayanya memang besar, 1 kilometer bisa menghabiskan Rp10 miliar,” tuturnya.

Joni berharap, pemerintah memerhatikan kondisi jalan dan kontur tanah. Jangan sampai asal menangani, belum setahun sudah longsor..

Related posts

Jimmy minta Perumdam TTB Kutim Siapkan Sumber Air Cadangan

Aras Febri

Kenaikan Pendapatan APBD Kutim Harus Untuk Kepentingan Masyarakat

Arifanza

Dewan Desak Pemkab Kutim Agar Proyek Multiyears Segera Bergerak

Aras Febri