Kutim, Natmed.id – Dalam upaya melestarikan warisan budaya Indonesia, Dinas Pemuda dan Olahraga Kutai Timur (Dispora Kutim) menggelar Festival Olahraga Tradisional, Rekreasi, dan Disabilitas se-Kalimantan Timur. Event itu diikuti ratusan peserta yang berasal dari Kutim, Bontang, Kukar, Samarinda dan Balikpapan. Acara ini berlangsung (5-7/11/2023).
Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Kutim Arbiyah Rustam menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya melalui olahraga tradisional dan rekreasi. “Festival ini merupakan langkah awal dalam memperkenalkan olahraga tradisional kepada masyarakat,” kata Arbiyah dalam wawancara, Minggu (5/11/2023).
Ia mencatat bahwa olahraga tradisional belum sepenuhnya mendapatkan perhatian di Kutim. Untuk mengatasi masalah ini, Dispora akan mengadakan program khusus bagi atlet-atlet dari seluruh kecamatan di Kutim.
“Salah satu aspek menarik dari olahraga tradisional adalah bahwa tidak ada batasan usia dalam berpartisipasi. Semua kalangan, dari anak-anak hingga dewasa dapat ikut serta,” tambahnya.
Arbiyah berencana melibatkan lebih banyak masyarakat di 18 kecamatan di Kutim. Harapannya dapat membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan dalam olahraga tradisional.
“Karena waktu persiapan terbatas, kami belum dapat mengikutsertakan semua kecamatan dalam festival ini,” ungkapnya.
Selain itu, Arbiyah juga mengungkup rencana kegiatan serupa di tahun depan. Rencana sasarannya adalah pelajar. Ia berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang arti sebenarnya dari olahraga tradisional yang sering dianggap sebagai permainan biasa.
Padahal, memiliki nilai sejarah dan prestasi yang luar biasa, seperti sumpit yang meraih medali emas di tingkat internasional.
“Kami akan menyelenggarakan berbagai acara seperti ini, dan tim kami di Dispora akan memberikan pelatihan untuk anak-anak, remaja, bahkan dewasa,” tambah Arbiyah.
Dispora juga berharap mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah, termasuk dukungan anggaran, agar mereka dapat lebih aktif melibatkan pelajar dalam kegiatan olahraga tradisional.
“Kami berharap dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait, seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata, dalam upaya melestarikan budaya dan tradisi Indonesia,” pungkas Arbiyah.