Samarinda, Natmed.id – Ratusan hektare lahan pertanian dan rumah warga di kawasan Muang Dalam, Kelurahan Lempake sejak pukul 19.00 Wita terendam banjir, Kamis (2/9/2021) malam tadi.
Salah seorang warga, Maya menjelaskan bahwa banjir tersebut terjadi sejak magrib hingga subuh. Banjir mengakibatkan rumah dan lahan pertaniannya terendam air keruh bercampur limbah beracun dari batu bara. Peristiwa banjir ini merupakan banjir terparah.
“Kami sedang tidur karena kecapean habis kerja, jadi nggak sempat simpun-simpun (kemas-kemas) barang. Pas bangun kaget lihat airnya sudah tinggi,” ungkap Maya.
Menurutnya, penyebab utama banjir tersebut akibat banyaknya perusahaan tambang batu bara di sekitar permukiman warga.
“Karena banyaknya tambang di belakang, yang akhirnya menimbulkan dampak ke kita,” keluh Maya.
Ia juga menambahkan, belakangan ini untuk keperluan minum dan masak sudah sangat susah karena air sudah tercemari limbah beracun.
“Sekarang ini mau minum mau masak pakai air apa. Ini air yang keruh diobati. Kita mau ngadu sama siapa,” keluhnya lagi.
Ia berharap pemerintah bisa menghentikan aktivitas pertambangan batu bara yang berdampak pada masyarakat setempat.
“Warga di sini rata-rata petani, tapi kawasan pertanian terendam semua, pasti nanti mati tanamannya,” kesalnya melanjutkan.
Hal yang sama dirasakan Siti. Ia mengatakan seluruh pupuk tanaman dan beras miliknya habis terendam banjir.
“Pak Presiden dengarkan kami orang susah,” ucapnya sambil menangis.
Siti mengaku untuk mencukupi keperluan hidup sehari-hari ia bertani. Namun dengan musibah banjir tersebut maka dirinya terancam gagal panen. Nasibnya akan semakin berat lantaran ia memiliki anak-anak yang masih kecil dan masih membutuhkan banyak biaya, terutama untuk sekolah.
“Satunya SD, satunya SMA. Tapi kalau sudah begini kayak apa kita,” ucap Siti, lirih.
Dari pantauan Natmed.id, sejumlah warga yang terdampak banjir masih berjuang membersihkan rumah mereka usai terendam banjir. Sementara kebun mereka lemas setelah dilibas banjir.