Samarinda, Natmed.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menyiapkan anggaran sebesar Rp2 miliar hingga Rp3 miliar untuk pembangunan Pendopo Jawa sebagai pusat kegiatan budaya masyarakat Jawa di Kaltim. Program ini akan direalisasikan setelah seluruh proses perencanaan dan kesiapan lahan dinyatakan lengkap.
Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim Seno Aji mengatakan rencana pembangunan pendopo tersebut merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap aspirasi masyarakat Jawa, sekaligus bagian dari kebijakan pemerataan fasilitas budaya lintas etnis di daerah.
“Kita pahami permintaan masyarakat Jawa untuk punya tempat berkumpul. Tapi karena kita juga lihat kondisi anggaran, kalau belum terlalu mendesak ya belum kita jalankan,” ujar Seno Aji baru-baru ini.
Menurutnya, alokasi dana untuk pembangunan pendopo akan diusulkan dalam APBD tahun mendatang, menyesuaikan dengan kemampuan fiskal daerah. Jika belum memungkinkan terealisasi pada 2026, pelaksanaan bisa dilanjutkan pada tahun berikutnya.
“Kalau memang belum bisa tahun depan, ya dua tahun lagi kita lihat. Yang penting perencanaannya matang,” jelasnya.
Pembangunan Pendopo Jawa akan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kaltim, sementara lahan disediakan langsung oleh masyarakat sebagai pengusul.
“Mereka yang menyiapkan lahan, baru kami bantu pembangunan,” tegasnya.
Ia menjelaskan, konsep pendopo akan disesuaikan dengan karakter rumah adat etnis lain di Kaltim, seperti Lamin Dayak, Rumah Banjar, dan Rumah Kutai. Pendopo Jawa nantinya bukan hanya simbol identitas etnis tertentu, tetapi juga bentuk komitmen Pemprov Kaltim dalam menjaga keberagaman budaya daerah.
“Tujuannya bukan hanya membangun satu etnis, tapi memastikan semua punya ruang yang setara untuk melestarikan budaya masing-masing,” ujar Seno.
Hingga kini, masyarakat Dayak, Banjar, dan Kutai sudah memiliki rumah adat yang difungsikan sebagai pusat kegiatan sosial dan kebudayaan. Dengan hadirnya Pendopo Jawa, Pemprov Kaltim berharap seluruh etnis di provinsi ini dapat memiliki ruang representatif yang mendukung kegiatan seni dan budaya lokal.
