Samarinda,Natmed.id– Setelah satu tahun berlalu, ternyata angka pasokan pangan dari luar pulau Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menunjukkan peningkatan sebesar 83 persen.
Sedangkan dari dalam daerah hanya memiliki angka 17 persen, setelah ditelusuri lebih dalam ternyata Kota Samarinda memiliki tiga penyebab yang membuat angkanya itu sendiri masih sulit untuk meningkat.
Seperti dijelaskan Wali Kota Samarinda Andi Harun, kalau kendala pertama itu karena luas lahan terhadap para petani masih sangat minim.
Ia mengatakan, lahan di Kota Tepian ini masih banyak yang berstatus milik pribadi dan punya perusahaan. Oleh karena itu pemerintah akan bekerja keras supaya fasilitas pertanian dapat dipenuhi. Kedua minimnya fasilitas terhadap para petani.
Sementara penyebab ketiga karena optimalisasi produksi pangan di Samarinda masih belum berjalan secara maksimal.
“Untuk itu pemkot akan mengambil langkah ke depannya supaya bisa memproteksi lahan pertanian agar tidak mengecil,” papar Andi Harun kepada awak media usai menghadiri rapat paripurna di DPRD Kota Samarinda, Jumat (11/6/2021).
Dengan adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang Ketahanan Pangan, maka terlebih dahulu harus melakukan pendekatan dengan perusahaan, supaya tanah negara yang bisa dimanfaatkan mampu menambah luasan lahan untuk ketahanan pangan di Samarinda.
“Ketergantungan 83 persen dari luar daerah itu sangat besar. Namun untuk meningkatkan secara cepat tidak bisa dilakukan tanpa proses bertahap. Karena angka di atas 50 persen itu angka yang sangat besar,” kata AH sapaan akrabnya.
Semakin peningkatan lebih menonjol dari luar daerah membuat AH berencana untuk bersinergi dengan daerah lain yang berbatasan langsung dengan Samarinda.
“Seperti Kukar yang juga memiliki potensi lahan pertanian sangat besar, sehingga kerjasama antar daerah khususnya di sektor pertanian patut untuk dipertimbangkan,” katanya.
Dalam waktu dekat, kemungkinan AH akan berupaya mengarahkan kepada dinas terkait untuk menggagas dan membantu kerjasama antara daerah.
“Karena ini bukan hanya untuk kepentingan masyarakat Samarinda, tapi juga untuk kebutuhan produksi pangan Kaltim,” tegas AH dengan penuh semangat.
Selain itu, AH juga mengambil kebijakan untuk berusaha bertemu dengan para kepala daerah di wilayah yang berbatasan langsung dengan Samarinda.
“Agar rencana induk atau master plan dalam pengembangan produksi pangan kita dapat bersinergi dengan baik. Ini dilakukan tanpa terkecuali karena kepentingannya untuk seluruh daerah yang ada di Kaltim,” pungkasnya.