Samarinda, Natmed.id – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono optimis kedaulatan pangan akan terwujud selama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Untuk mewujudkannya, pihak Kementan telah menjalankan sejumlah kebijakan strategis, di antaranya, meningkatkan distribusi pupuk, dan penyediaan bibit secara gratis. Selain itu, menyalurkan alat dan mesin pertanian secara merata ke seluruh wilayah.
Ia menyatakan bahwa langkah ini diharapkan mampu meningkatkan produksi pangan di dalam negeri. Dengan demikian, dapat menghentikan impor komoditas beras tahun ini. Kemudian, disusul jagung dan gula.
“Selanjutnya, kita fokus ke komoditas lain yang masih impor seperti susu, daging, bawang putih, atau kedelai. Sesuai arahan presiden, semuanya akan kita selesaikan,” ujarnya dikutip Natmed.id dari keterangan resminya, Rabu, 29 Januari 2025.
Menurutnya, peningkatan produksi komoditas nonberas merupakan bagian dari pembenahan sektor pertanian dalam mewujudkan swasembada pangan.
“Kita mulai dengan beras sebagai bahan pokok utama. Dalam sektor pertanian, kita pastikan semua komponen seperti pupuk, penyuluh, irigasi, dan benih sudah beres,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah menargetkan Indonesia tidak hanya mencapai swasembada, tetapi juga menjadi eksportir dan lumbung pangan dunia.
Dengan berbagai potensi yang dimiliki, Sudaryono optimis Indonesia mampu menjadi lumbung pangan dunia. Ke depan, pemerintah menargetkan Indonesia sebagai ekportir dan lumbung pangan dunia.
Untuk menuju ke sana, Sudaryono mengingatkan adanya pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Salah satunya, terkait dengan kesiapan Perum Bulog dalam menyerap gabah selama panen raya, sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram.
“PR (pekerjaan rumah) kita saat ini adalah kesiapan Bulog dalam menyerap gabah selama panen raya, sesuai dengan instruksi Presiden. HPP-nya Rp6.500, dan ini harus dijalankan dengan optimal,” ujarnya.
Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono mengatakan bahwa pihaknya melakukan pembelian gabah beras petani sesuai HPP tersebut mulai 15 Januari 2025.
Harga Rp6.500 per kilogram tersebut untuk gabah kering panen di tingkat petani dengan kualitas air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen.
Apabila kualitas gabah di luar kualitas tersebut, maka akan dibeli dengan harga penyesuaian/rafaksi sesuai dengan tabel standar harga yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional.
Wahyu berharap agar petani mendapatkan harga yang baik dengan ditetapkannya HPP baru tersebut. Kemudian, pemerintah melalui Perum Bulog dapat menyerap hasil panen untuk pemupukan stok cadangan pangan pemerintah (CPP) secara maksimal.
Oleh karena itu, Bulog berharap produksi padi tahun ini meningkat secara kuantitas dan kualitas serta lebih baik dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, penyerapan penyerapan dari hasil petani dalam negeri dapat dimaksimalkan.