National Media Nusantara
DPRD Kaltim

Guntur Dukung Program Apresiasi Guru Ngaji di Kukar

Teks: Anggota DPRD Kaltim Guntur (tengah) bersama Bupati dan Wakil Bupati Kukar Aulia Rahman Basri dan Rendi Solihin

Kukar, natmed.id – Anggota DPRD Kalimantan Timur Guntur mengatakan, program dedikasi Terima Kaseh Guru Ngaji Ku yang diinisiasi dalam visi dan misi Kukar Idaman Terbaik patut mendapat apresiasi dan dukungan serius karena menyentuh aspek fundamental dalam pembangunan manusia, khususnya dalam penguatan nilai-nilai keagamaan di masyarakat.

Program ini merupakan bagian dari 17 program dedikasi yang digagas oleh Bupati Kutai Kartanegara Aulia Rahman Basri bersama Wakil Bupati Rendi Solihin.

Seluruh program tersebut didesain sebagai pemicu (trigger) untuk mendorong peningkatan kualitas pembangunan daerah secara menyeluruh, baik dalam aspek ekonomi, sosial, maupun tata kelola pemerintahan, dengan orientasi pada kemajuan, kesejahteraan, dan keberlanjutan.

Salah satunya, program ke-13 bertajuk Terima Kaseh Guru Ngaji Ku, secara spesifik menyasar pada pemberian penghargaan dan insentif kepada para pengajar keagamaan yang selama ini menjadi ujung tombak pembinaan akhlak dan moral masyarakat.

Melalui program ini, pemerintah daerah memberikan insentif bulanan kepada para guru ngaji yang mengajarkan kitab suci dari seluruh agama dan yang terdaftar dalam lembaga pendidikan keagamaan.

Tak hanya itu, penghargaan serupa juga menyasar para imam, khotib, serta marbot di masjid, mushola, maupun rumah ibadah lainnya yang tercatat secara administratif.

“Di Kukar Idaman Terbaik salah satu program dedikasi tambahan yakni terima kasih guru ngajiku, program ini tentunya kita sangat mendukung,” tutur Guntur di Tenggarong, Senin, 30 Juni 2025.

Dukungan politisi dari PDI Perjuangan tersebut bukan tanpa dasar. Ia menilik kembali pengalaman masa lalu ketika dirinya turut mendampingi Bupati Kukar saat itu, Edi Damansyah, dalam berbagai kegiatan keagamaan, termasuk saat menyambut para pemenang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).

Menurutnya, dalam banyak kesempatan, perhatian masyarakat maupun pemerintah sering kali hanya tertuju pada prestasi peserta, baik di tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional, tanpa menggali lebih jauh siapa sosok guru yang membimbing dan mengantarkan mereka hingga berprestasi.

“Setiap yang menjadi juara 1 MTQ, baik itu tingkat Kabupaten, Provinsi maupun tingkat nasional, selalu yang ditanya anak ini orang tuanya siapa. Bahkan guru ngaji yang mengajar tidak ada yang menanyakan siapa guru ngajinya,” ujarnya.

Berangkat dari refleksi itu, Guntur menilai hadirnya program yang memberikan penghargaan konkret kepada guru ngaji, termasuk dengan fasilitas umrah gratis, merupakan langkah maju dan bentuk apresiasi yang sangat bermakna. Apalagi jika dikaitkan dengan kontribusi para guru ngaji dalam membentuk generasi Qurani yang mampu bersaing dan membawa harum nama daerah.

“Maka dari pengalaman itu di Kukar Idaman Terbaik ada juga apresiasi bagi guru ngaji di Kukar berupa umroh gratis, ini patut kita dukung,” imbuhnya.

Ia juga menyampaikan harapan agar kepemimpinan Bupati Kukar yang baru dapat melanjutkan capaian-capaian positif dari pemerintahan sebelumnya, terutama dalam menjadikan sektor keagamaan sebagai salah satu fondasi pembangunan yang berkelanjutan.

“Sehingga kedepan pembangunan di Kutai Kartanegara dalam mensejahterakan masyarakatnya jauh lebih baik lagi,” harapnya.

Guntur menambahkan, keberadaan program Terima Kaseh Guru Ngaji Ku tidak dapat dilepaskan dari berbagai prestasi yang telah diraih oleh Qori dan Qoriah serta para Hafiz dan Hafizah asal Kukar dalam berbagai ajang MTQ, baik di tingkat provinsi maupun nasional.

Ia menilai capaian prestasi para Qori, Qoriah, serta Hafiz dan Hafizah asal Kukar merupakan hasil dari pembinaan yang terstruktur dan konsisten melalui Program Gerakan Etam Mengaji Al-Qur’an (GEMA), yang menjadi bagian integral dari Program Dedikasi Kukar Idaman 2021–2026.

Menurutnya, program tersebut menjadi landasan penting dalam mendorong prestasi keagamaan sekaligus memperkuat nilai-nilai spiritual dalam pembangunan sumber daya manusia di daerah.

“Program ini juga ditujukan untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan dalam proses pembangunan manusia yang unggul, produktif dan modern yang tidak meninggalkan nilai-nilai Ketuhanan,” sambungnya.

 

Related posts

Sarkowi: Gubernur Tidak Ada Wewenang dalam Proses Pergantian Ketua DPRD Kaltim

Febiana

Pupuk dan Bibit Mahal, Begini Tanggapan Dewan

Laras

Agusriansyah Desak Pemprov Kaltim Berikan Insentif Daerah Capai UHC

Paru Liwu

You cannot copy content of this page