Samarinda, Natmed.id – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional Kalimantan Timur (DPW PAN Kaltim) Sigit Wibowo menekankan bahwa pihaknya menerapkan strategi baru dalam upaya memperkuat konsolidasi dan memenangkan Pemilu 2029.
Strategi baru itu dengan membagi wilayah Indonesia dalam beberapa zona koordinasi politik, dalam upaya memperkuat konsolidasi dan memenangkan Pemilu 2029.
Langkah ini merupakan arahan langsung dari Ketua Umum PAN untuk mengoptimalkan peran kader partai di tingkat nasional dan daerah.
Menurut Sigit, pembagian wilayah ini dilakukan dengan mempertimbangkan kekuatan, potensi lumbung suara, serta kesiapan struktur PAN di berbagai provinsi. Ia mencontohkan, wilayah Banten dan DKI Jakarta kini menjadi tanggung jawab Yandri Susanto.
Sementara zona Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur dikoordinasikan oleh figur-figur yang memiliki kapasitas tinggi dalam menjalin komunikasi politik dan organisasi. Adapun wilayah Kalimantan berada di bawah koordinasi Dudy Purwagandhi.
“Pembagian wilayah ini bukan sekadar simbolis. Ini adalah bentuk kepercayaan Ketua Umum kepada figur-figur kuat di internal partai yang memiliki kemampuan menggerakkan mesin partai di wilayah-wilayah strategis,” jelas Sigit, Kamis, 24 April 2025.
Ia menjelaskan, struktur ini bertugas tidak hanya melakukan konsolidasi jajaran anggota DPR dari PAN di masing-masing wilayah, tetapi juga mengkoordinasikan kerja politik para ketua DPW dan pengurus di semua level.
Tujuan akhirnya adalah memastikan kesiapan kader dalam menghadapi Pemilu, baik legislatif maupun eksekutif.
“Kita sudah lihat dalam Pemilu sebelumnya, kontribusi dari Kalimantan meningkat. Kaltim berhasil menyumbangkan satu kursi, Kalimantan Selatan tiga kursi, dan Kalimantan Tengah pecah telur dengan satu kursi. Ini sinyal positif bahwa kita punya basis yang bisa terus dikembangkan,” ungkap Sigit.
Dengan raihan 48 kursi secara nasional pada Pemilu terakhir, naik dari 44 kursi sebelumnya, PAN kini menetapkan target ambisius, yakni menembus minimal 60 hingga 68 kursi pada Pemilu mendatang.
Strategi pembagian wilayah ini dianggap sebagai langkah awal yang terukur dan realistis menuju capaian tersebut.
“Semua ini kami susun agar mesin partai berjalan sistematis dan terkoordinasi, dari pusat hingga akar rumput. Tidak ada lagi kerja politik yang sporadis. Ini soal perencanaan jangka panjang,” pungkasnya.