National Media Nusantara
Hukum

300 Truk Tertumpuk di Depan Bandara APT Pranoto, Jalur Keluar Masuk Samarinda Macet Total

Samarinda,Natmed.id – Ratusan supir truk yang mengatasnamakan organisasi PLBB (Persatuan Leveransi Bahan Bangunan) di kawasan Jalan Poros Samarinda – Bontang, tepatnya di depan Bandara APT Pranoto, Sungai Siring Samarinda, Rabu (1/9/2021).

Ketua PLBB Bontang Saripuddin mengatakan, bahwa pihaknya melakukan unjuk rasa hari ini terkait adanya penahanan truk anggota PLBB yang bernama Muliyadi oleh pihak Balai Penegakkan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum KLHK) pada 26 Juni 2021 lalu. Alasan penahanan karena kegiatan pembelian batu gunung di area hutan lindung, tepatnya di Desa Suka Damai, Kilometer 17 Jalan Poros Samarinda – Bontang.

“Kami organisasi PLBB meminta pemerintah dapat memfasilitasi agar mobil rekan kami yang ditahan oleh Gakkum dapat dibebaskan. Karena masalahnya ini hanya memuat batu gunung untuk kepentingan masyarakat,” kata Saripuddin.

Ia menjelaskan, bahwa PLBB telah melakukan mediasi sebanyak 6 kali bersama Pemkot Bontang dan Pemprov Kaltim, namun saat ini belum juga mendapat kepastian.

Tak hanya itu, Saripuddin juga ingin meminta kepastian kepada Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor terkait pertambangan batu gunung. Apabila pertambangan batu gunung itu ditutup maka pembangunan di Kota Bontang tak dapat dilakukan.

“Rencananya unjuk rasa tersebut akan digelar di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur lalu dilanjutkan di depan Balai Gakkum KLHK Samarinda. Truk pengunjuk rasa sebanyak 300 unit itu berhenti tepat di depan Bandara APT Pranoto lantaran tak dapat izin masuk ke Kota Samarinda oleh pihak kepolisian, karena kondisi yang masih PPKM,” tuturnya.

Ia juga mengatakan, dalam aksi ini Forum Gerakan Supir Samarinda (FGSS) berencana ikut membantu aksi solidaritas dengan menurunkan 75 unit truk untuk mengiringi aksi dari PLBB Bontang dengan menunggu di kawasan Jalan DI Panjaitan tepat di depan kawasan Ruko Segiri 2 Samarinda.

Terlihat sejumlah kendaraan dari arah Samarinda menuju Bontang maupun sebaliknya mengalami kemacetan yang cukup panjang hingga kurang lebih 5 kilometer.

Seorang pengendara bernama Eky Riski menambahkan, dirinya hendak ke Muara Badak untuk mengurus pekerjaan. Tetapi ia harus terjebak macet selama kurang lebih 3 jam karena aksi demo tersebut.

“Saya tidak dapat berkutik karena ada demo ini. akhirnya pekerjaan terkendala. Saya berangkat dari Samarinda menuju Muara Badak pukul 13.00 Wita dan hingga pukul 16.30 Wita masih terjebak di depan Bandara APT Pranoto,” keluh Eky Riski.

Related posts

Rianto Yakin Polisi Mampu Ungkap Pelaku Pemukulan Terhadap Wartawan di Madina

Yunus Budi Kartika

GP Ansor Jombang Kecam Pengrusakan Rumah Ibadah Ahmadiyah di Sintang

Phandu

Satpol PP Samarinda Amankan Miras

Nediawati