Reporter: Emmi – Editor: Redaksi
Bontang, Natmed.id – Ketika WaliKota Bontang dan aparat pemerintah lainnya disibukkan mengatasi pandemi Virus Corona Diease (Covid-19) di wilayah Bontang. Unit Pelayanan Teknis (UPT) Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Tanjung Laut Kota, kini siap panen benur (bibit) udang windu, setelah beberapa tahun tidak beroperasi.
Moedji Hartati, pelaksana tugas (Plt), Kepala UPT BBIP Tanjung Laut, Kamis (9/4/2020), mengatakan panen benur udang windu merupakan agenda pertama UPT BBI. Adapun induk udang windu yang sudah siap menetas didatangkan dari Balikpapan pada pertengahan Maret 2020.
“Sebanyak 17 induk udang windu berasal dari Balikpapan,” ujarnya.
Proses membudidayaaan benur udang windu memang cukup sulit. Harus melalui 4 tahap diantaranya, pelepasan telur, penetasan, larva, hingga menjadi benih siap edar. Seluruh tahapan ini biasa membutuhkan waktu 1 bulan.
Untuk 1 ekor induk udang windu, biasanya dapat menghasilkan 300-500 ribu telur. Namun, terkadang tidak semua menjadi benih. Keberhasilan telur menjadi benih sekitar 15-30 persen.
Bukan tanpa alasan, persentase di angka 30 persen atau kurang, pasalnya pemeliharaan memang sangat rumit. Butuh ketelatenan. Misalnya dalam waktu pemberian pakan.
“Pakan ada 2 jenis. Ada plankton, ada pakan buatan. Sehari itu, 6 kali pemberian pakan dalam kurung waktu 4 jam sekali,” terangnya.
Ia menambahkan, benih udang windu hasil budidaya BBI Tanjung Laut lebih banyak dikirim ke luar daerah. Seperti Santan, Kutai Timur dan Marangkayu dan Kutai Kartanegara. Sementara, pasaran Bontang masih kurang.
“Benih udang windu biasanya dikirim ke luar kota. Tapi masih sekitaran Kaltim, tiap ekor udang windu dihargai Rp 28 rupiah,” pungkasnya.