Samarinda,Natmed.id – Pengobatan kanker yang cenderung memakan waktu dan proses panjang acap kali membuat penderita dan pendamping resah, biaya hidup yang tak murah sampai tak tahu berkeluh kesah, mencari dukungan dan edukasi.
Adakah gerakan, dukungan, pendampingan mengenai penyakit yang tercatat di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus itu?
Azan zuhur baru saja berkumandang, Senin, 4 Juli 2022, lepas salat berkunjung ke sebuah rumah singgah kanker, bertemu dengan pendiri Rumah Singgah Kanker Kota Samarinda, Sulastri, sekaligus penggerak dan founder dari Komunitas Support Kanker yang berdiri 10 Oktober 2017 silam.
“Kami ingin RSK menjadi lebih baik lagi, jadi RSK Jalan Delima kita pindahkan ke Jalan Suwondo, dekat dengan RSUD AW Syahranie,”ucap Sulastri penyintas kanker.
Rumah Singgah Kanker atau biasa disebut RSK ini adalah rumah persinggahan, siapapun penderita kanker luar Samarinda yang datang untuk berobat bisa tinggal, bahkan tanpa dipungut biaya sama sekali alias gratis.
Tiap hari, Astri menjelaskan ada saja bantuan dari donatur, ada berupa bahan pokok seperti beras, buah-buahan untuk pemenuhan nutrisi pasien kanker, ada sayur-mayur, susu khusus untuk pelengkap nutrisi dan lainnya.