Jakarta,Natmed.id- PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), berhasil menemukan sumber daya migas baru.
Penemuan tersebut, setelah melalui pengeboran sumur eksplorasi Helios D-1 (HLX D-1) dan pengeboran sumur pengembangan LSE-1147 di Lapangan Louise PT Pertamina EP.
Pengeboran kedua sumur ini dimulai pada 5 Oktober 2022. Sumur pengembangan Louise-1147 berhasil mencapai kedalaman 4470 ftMD (kaki kedalaman terukur).
Sementara sumur eksplorasi Helios D-1 berhasil mencapai kedalaman akhir 9.368 ftMD pada Formasi Pulau Balang.
Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia, Chalid Said Salim, mengungkapkan perusahaan menerapkan sinergi antar anak perusahaan dan strategi borderless untuk mengoptimalkan pengelolaan wilayah kerja migas.
Sehingga diharapkan menghasilkan nilai yang signifikan bagi semua pemangku kepentingan.
“Pengeboran ini adalah hasil sinergi PHSS dan PEP Sanga Sanga Field dalam pengelolaan Wilayah Kerja yang tumpang tindih, sesuai dengan perjanjian pengelolaan berdasarkan kedalaman, ” katanya.melalui pers rilis yang dikirim ke redaksi, Kamis (11/5/2023).
Kedua entitas ini berada di bawah pengelolaan manajemen Regional 3 Kalimantan Zona 9,” jelas Chalid.
Chalid menambahkan keberhasilan pengeboran ini akan diikuti dengan evaluasi lanjutan untuk mengeksplorasi potensi target berikutnya.
Antara lain di Complex Helios, seperti Struktur Helios A, B, C, dan E di wilayah kerja PHSS. Pengeboran sumur Helios D-1 dilaksanakan menggunakan Rig Elnusa EMR-01, yang telah beroperasi di area Sanga Sanga sejak November 2018 dan memiliki jam kerja selama lebih dari 1,2 juta jam.
Keberhasilan dalam menemukan sumber daya dan cadangan migas baru melalui kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.
“Ini adalah komitmen perusahaan untuk mendukung pencapaian target produksi migas Indonesia pada tahun 2030,” kata Chalid.
Sementara itu, VP Exploration Pertamina Hulu Indonesia, Sri Hartanto, menjelaskan sumur Helios D-1 merupakan salah satu dari empat sumur eksplorasi yang telah direncanakan oleh PHSS.
Sumur ini memiliki peran penting sebagai penanda awal (play opener) yang bertujuan untuk membuktikan keberadaan hidrokarbon dengan kondisi overpressure pada objektif baru yang lebih dalam dari interval yang telah terbukti produktif di Lapangan Louise maupun di Wilayah Kerja PHSS.
“Dengan terbuktinya kandungan hidrokarbon di sumur Helios D-1, maka kami dapat melanjutkan evaluasi potensi play area baru lainnya guna menambah cadangan migas yang ditemukan dan mendukung produksi PHSS di masa depan,” ungkap Sri Hartanto.
Dengan temuan sumber daya migas baru ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pasokan energi nasional dan ekonomi Indonesia.
Penemuan ini juga menjadi bukti nyata dari upaya Pertamina dalam meningkatkan produksi migas di Indonesia guna mencapai target produksi nasional pada tahun 2030.
Pertamina Hulu Indonesia dan anak perusahaannya, PHSS, terus berkomitmen untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi migas secara efisien dan bertanggung jawab.
Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat sektor energi dan mengurangi ketergantungan terhadap impor energi.