Reporter: Apriliani – Editor: Redaksi
Bontang, Natmed.id – Ada tiga risiko penularan dalam proses belajar mengajar saat masa pandemi Covid-19 yang sedang melanda Indonesia saat ini, termasuk Kota Bontang.
Hal tersebut dikatakan dokter spesialis anak RSUD Taman Husada, Arlita Eka Putri Vivin Puspitasari saat melakukan webinar beberapa waktu lalu.
“Ada tiga risiko penularan dalam proses belajar mengajar yaitu risiko rendah, sedang dan tinggi,” ungkapnya.
Risiko rendah yaitu guru dan murid berinteraksi secara virtual. Sedangkan resiko sedang yaitu diadakannya pembelajaran tatap muka namun kelas tidak penuh. Hanya ada satu guru yang mengajar di kelas dalam sehari dan tidak berganti guru.
“Murid di kelas menjaga jarak minimal 1,8 meter, murid tidak bertemu dengan murid kelas lain,” jelasnya.
Kemudian, risiko ketiga adalah risiko tinggi yaitu diadakannya pembelajaran tatap muka dengan kondisi kelas penuh, bahkan tidak menjaga jarak. Lalu, guru bergantian masuk kelas dan murid bebas bertemu dengan murid kelas lain. Oleh sebab itu kata dr Putri, untuk menghadapi pandemi ini dibutuhkan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“PJJ ini merupakan pilihan paling baik untuk mencegah penularan Covid-19 antarsiswa dan guru,” tegas Putri.
Menurutnya, itulah salah satu alasan pemerintah melakukan PJJ, selama pandemi Covid-19 di Kota Bontang.
“PJJ adalah pilihan paling tepat yang dilakukan pemerintah sebelum kita bisa menekan angka infeksi dari virus tersebut,” pungkasnya.