Artikel ini telah dilihat : 575 kali.
Kesehatan

Stigma Jadi Tantangan Penanggulangan TBC

Samarinda, Natmed.id – Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi problematika dalam penanganannya. Sebab, mayoritas penderita maupun terduga penyakit ini tertutup. Mereka cenderung menghindar dan takut sebelum memeriksakan diri lebih lebih lanjut ke fasilitas kesehatan.

Apalagi, orang yang mengidap TBC selalu dikaitkan dengan kondisi yang mengenaskan. Fisik kurus kering, penampilan yang buruk hingga munculnya anggapan bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan.

Stigma ini menjadi tantangan tersendiri dalam upaya penanganan TBC yang penyebarannya masih tetap ada hingga saat ini. Padahal, penyakit ini masih bisa ditanggulangi dan disembuhkan.

Masyarakat itu sudah takut duluan dengan gambaran menakutkan itu, orang-orang jadi bersembunyi dan tidak bisa secara maksimal menerima pengobatan sampai bisa disembuhkan,” kata Direktur Yayasan Lembaga Advokasi dan Rehabilitasi Sosial (LARAS) Foundation Andi Muhammad Aslam, Jumat (15/12/2023).

Ia menyampaikannya dalam Konferensi Pers Statemen Bersama DPRD, Komunitas dan Layanan Swasta Konferensi Pers Statemen Bersama DPRD, Komunitas dan Layanan Swasta.

Ia mengungkapkan, adanya persepsi tersebut membuat TBC sulit ditangani secara tepat. Dengan demikian, penanggulangannya terkesan berlarut dan hingga kini masih terjadi.

Baca Juga :  Korban Alfamart Ambruk di Kalsel Mendapat Santunan Dari BPJS Tenagakerja

Padahal, Andi menjelaskan bahwa penanganan TBC tidak seberat pada penderita Covid-19 yang mewabah secara global selama lebih dari dua tahun. Namun, penanggulangan penyakit akibat virus Corona di Indonesia membutuhkan waktu yang relatif cepat.

Walau stigma yang berkembang di masyarakat memiliki kemiripan, namun tidaklah demikian. Menurut Andi M Aslam TBC tidaklah jauh lebih menyeramkan daripada Covid-19.

Artinya, gejala dan pengobatannya tidak seberat virus Covid-19.
Untuk pengobatan TBC, penderitanya juga mendapat pelayanan kesehatan gratis selama enam bulan. Hal ini mulai dari pemeriksaan kesehatan sampai pengobatan.

Selain itu, penderita akan didampingi hingga dinyatakan sembuh total. Oleh karena itu, ia berharap agar masyarakat tidak perlu lagi bersembunyi hanya karena takut akan stigma yang berlebihan tentang TBC.

Dengan penangangan yang cepat dan tepat, diyakini para penderita dapat sembuh dan normal kembali. Kemudian, Laras Foundation mengajak masyarakat dapat terlibat dalam kesadaran akan kesehatannya.

Salah satunya memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan berkonsultasi dengan tenaga medis sesuai keluhannya.

Baca Juga :  Imbas Kematian Bayi Nadhifa, Direktur RSUD AWS Terancam Diganti

“Kami harap masyarakat tidak lagi hanya mendiagnosis diri sendiri dan membeli obat sembarangan tanpa petunjuk dari dokter. Ini juga mempengaruhi masih banyaknya kasus TBC di Indonesia,” pesannya.

Related posts

Korban Alfamart Ambruk di Kalsel Mendapat Santunan Dari BPJS Tenagakerja

Febiana

Penyerapan Alkeslab Dalam Negeri Tergantung Kepada Kekuatan Rantai Pasokan

Aditya Lesmana

BINDA Kaltim Lakukan Vaksinasi Dor To Dor

Phandu