National Media Nusantara
DPRD Samarinda

Sejarah Macet Gunung Manggah, Dari Rencana Flyover Sampai Terowongan

Samarinda,Natmed.id– Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda Angkasa Jaya menceritakan sedikit sejarah selama tiga periode yang sudah dilalui dengan wajah berbeda dari Wali Kota Samarinda.

Menurut sudut pandang Angkasa, permasalahan terkait Gunung Manggah di Selili itu sudah menjadi pembahasan dari dulu. Contohnya, seperti kemacetan pada saat itu sudah diterapkan pemindahan pasar untuk mengurangi kepadatan.

Akan tetapi, setelah itu ternyata muncul kembali permasalahan berbeda yang harus kembali dituntaskan.

“Kita bisa melihat dari masa kepemimpinan Wali Kota Syaharie Jaang. Di zamannya Pak Jaang kita berencana untuk membangun flyover supaya tidak terjadi kepadatan kendaraan,” katanya.

Bersama-sama program tersebut gagasannya direncanakan. Mengenai anggarannya juga sudah dipertimbangkan, begitu pula dengan dampak sosialnya. Akan tetapi, penerapan flyover cenderung mengambil risiko. Jadi, DPRD kota belum bisa berbuat karena itu menyangkut keselamatan masyarakat.

Selain itu, Angkasa juga menceritakan tentang jembatan terpanjang dalam jangka waktu pengerjaannya. Jembatan Mahkota 2 yang sekarang berganti nama menjadi Ahmad Amins itu membutuhkan waktu yang sangat lama dan anggaran yang tidak sedikit.

Sehingga beberapa waktu lalu Angkasa sempat memberikan yang kemungkinan tidak disenangi beberapa pihak terkait.

“Kita ini Samarinda kota yang sombong, mimpinya gede tapi gak mampu menyelesaikan masalah,” ujarnya kepada Natmed.id saat disambangi di Komisi III DPRD Kota Samarinda, Selasa (29/6/2021).

Kalau membahas soal sejarah yang telah berlalu, Angkasa juga kembali menceritakan masalah pembangunan bandara yang pada akhirnya berhenti di tengah jalan.

“Pengerjaan itu bahkan sampai harus diambil alih oleh pihak provinsi,” tuturnya.

Oleh karena itu, Angkasa terus mengingatkan kepada Wali Kota Andi Harun. Ia menyampaikan, meskipun berencana membangun yang lain setidaknya nilai prioritas tentang banjir tidak dilupakan.

Pada akhirnya, Angkasa mendapatkan kabar baru dari Andi Harun terkait terobosan untuk mengurangi kemacetan di Gunung Manggah dengan membangun terowongan.

“Saya kaget mendengar rencana tersebut. Saya gak pernah membayangkan sampai sejauh itu. Paling mentok hingga flyover saja,” kata Angkasa.

Sehingga dalam kesempatannya, Angkasa menanyakan bagaimana cara penerapannya, wali kota pun berkenan menjelaskan beberapa perencanaan tersebut.

“Ternyata pembangunan itu menggunakan cara sederhana dan yang membuat saya tertarik itu adalah biayanya jauh lebih murah ketimbang membangun flyover. Dampak sosialnya juga jauh lebih rendah,” bebernya.

Kalau melihat dari pandangan tersebut, mimpi wali kota yang baru kini menjadi mimpi kita yang berada di DPRD. Hanya saja bagaimana caranya mimpi ini menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakat.

“Kalaupun terwujud terowongan itu terjadi kita harus bangga, karena bisa menjadi ikon bagi kota ini,” ucapnya.

Hanya saja pembangunan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Masih banyak hal yang harus dikaji bersama. Karena ini risikonya juga sangat luar biasa.

“Kalau ini memungkinkan membangun terowongan, kita juga minta kepada wali kota untuk mengkaji dengan cepat perencanaan tersebut,” ujarnya

Karena jarak terowongan itu juga cukup panjang sekitar 500 meter. Makanya yang harus diperhatikan itu bagaimana cara penerapan sistem lalu lintasnya.

Penyediaan oksigen bagi para pengendara dengan menggunakan boiler juga harus menjadi penelitian mulai dari sekarang.

“Butuh banyak sekali pertimbangan, karena kalau secara teknis dinyatakan aman maka DPRD kota juga akan membantu,” bebernya

Akan tetapi, Ini belum tentu bisa terwujud, masih banyak yang harus diperhatikan. Tapi, DPRD kota saat ini mendukung program Andi Harun untuk mengurangi kemacetan yang sudah menjadi masalah sejak dulu.

“Kita juga belum bisa menyimpulkan, karena ini masih dalam tahap proses. Jadi kalau itu dikatakan rawan dengan bencana maka akan ada kemungkinan untuk tidak dibangun,” tutupnya.

Related posts

Dewan Rencanakan Kegiatan Sosialisasi Perda di November

Nediawati

Setop Kirim Sampah ke Jawa, Lebih Baik Bangun Pabrik Daur Ulang Sendiri

Febiana

Puji Sebut Tenaga Kerja Samarinda Belum Terserap Maksimal

Muhammad