Samarinda,Natmed.id – Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda Sri Puji Astuti menghadiri rapat pembahasan penggalian data terkait kajian peningkatan partisipasi masyarakat Kota Samarinda sebagai kota penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), Rabu (12/4/2023).
Dari hasil rapat tersebut, Puji Astuti menerangkan partisipasi masyarakat Ibu Kota Kalimantan Timur terhadap IKN masih sangat rendah di bawah 50 persen.
“Kalau menurut saya, partisipasi masyarakat memang masih sangat rendah jauh di bawah 50 persen,” jelasnya.
Ia menyebutkan Kota Samarinda dari sektor pembangunan sudah cukup baik, namun belum mampu meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap IKN. Rendahnya partisipasi dikarenakan beberapa faktor, dan hal yang paling krusial adalah tentang tenaga kerja.
Tenaga kerja dan pengangguran di Kota Samarinda banyak belum terserap maksimal, baik berasal dari lulusan universitas maupun SMA/SMK. Penyebabnya, belum banyak yang memiliki sertifikasi kemampuan dan professional akibat pendidikan vokasi di Kota Samarinda masih sangat minim.
Sementara di sisi lain, kehadiran IKN berdampak pada kehidupan sosial terhadap masyarakat Kota Samarinda, khususnya yang sudah menjadi karyawan dalam proses pembangunan IKN.
Banyak masyarakat yang merupakan karyawan meninggalkan keluarganya demi mengais nafkah di calon ibu kota negara. Perusahaan terkait pun memfasilitasi kebutuhan pangan dan papan.
Tapi menurut, Puji Astuti ada permasalahan yang bisa saja munjul dari situ yakni pemenuhan kebutuhan biologis pekerjaan.
“Kan dipisah dari keluarga, tentu kebutuhan biologis akan bermasalah,” ujarnya.
Pemerintah sebagai penyelenggara harus memikirkan terkait hal ini. Sebab jika tidak ada penanganan maka akan berdampak ke Kota Samarinda seperti maraknya pekerja komersial dan prostitusi. Belum lagi narkoba dan LGBT.
“Jadi banyak sekali yang harus kita pikirkan,” kata Puji Astuti.
Akan hal ini pemerintah mencoba membangun jaringan koordinasi dan komunikasi dengan otorita IKN yang berwenang adalah otorita IKN dengan tahap awal dibuat grand design.
“Ini masih berproses. Tapi harus melewati beberapa tahapan mulai dari sosialisasi dan seterusnya,” tandasnya.