National Media Nusantara
Samarinda

PICKRAP Samarinda Angkat Hip-Hop Jalanan Lewat Panggung Mobil Pickup

Teks: Dua DJ lokal tampil menghidupkan suasana lewat lantunan musik elektronik berpadu beat hip-hop, disambut riuh penonton yang menari bebas di area pertunjukan

Samarinda, natmed.id – Komunitas hip-hop Samarinda menggelar acara kolektif bertajuk PICKRAP di GOR Kadrie Oening, Sabtu malam, 7 Juni 2025 dengan menampilkan rapper dan DJ lokal dengan konsep panggung mobil pickup yang terinspirasi dari skena Bogor.

Komunitas hip-hop Samarinda kembali menunjukkan geliatnya lewat kegiatan bertajuk PICKRAP yang digelar di kawasan Skate Park GOR Kadrie Oening pada Sabtu Malam. Berbeda dari acara musik pada umumnya, panggung pertunjukan kali ini bukan berupa panggung konvensional, melainkan menggunakan mobil pickup sebagai titik tampil para rapper dan DJ.

Konsep ini diinisiasi oleh Balski, salah satu penggerak kolektif yang juga tampil dalam acara tersebut. Ia menyebut ide PICKRAP diadaptasi dari kegiatan bernama Hip-Hop Parkiran di Bogor yang menggunakan truk sebagai panggung.

“Kalau di Bogor pakai truk, kita modifikasi pakai pickup. Orang-orangnya juga pelaku hip-hop sendiri,” ujar Balski saat ditemui di lokasi acara.

Acara ini menghadirkan berbagai nama dari komunitas hip-hop lokal, seperti Nineteenpalace, Broken Soldier Hotline, Kid Dava, Mas Ponco, hingga Pauzon. Menurut Balski, komunitas ini terdiri dari berbagai grup yang sebelumnya telah aktif di skena masing-masing, namun kali ini berkumpul dalam satu panggung bersama sebagai bentuk ekspresi kolektif.

“Kalau kumpul-kumpul kayak gini udah sering, tapi dengan konsep kayak gini baru kali ini,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa PICKRAP bersifat terbuka, bebas, dan tanpa tekanan performatif. Para penampil diberi ruang penuh untuk berekspresi tanpa tuntutan profesionalisme teknis. Agenda utama PICKRAP terdiri dari penampilan rapper dan set DJ. Hingga pertengahan acara, tercatat tiga DJ telah tampil, dan panitia berharap jumlah tersebut bertambah pada gelaran berikutnya.

“Utamanya performance rap, sisanya DJ. Ini kolektif, jadi kita main sebebas kita aja,” ujar Balski.

Acara ini juga mendapat antusiasme cukup tinggi dari pengunjung. Balski mengaku banyak wajah baru yang hadir di luar lingkar komunitas inti. Hal ini menjadi indikator bahwa PICKRAP mampu menarik perhatian generasi muda yang menggemari musik dan kultur jalanan.

“Responnya positif, mereka suka acara yang underground begini. Nggak ada tuntutan apa pun, dan itu yang bikin nyaman,” tambahnya.

PICKRAP telah mendapat izin dari Dinas Pemuda dan Olahraga Kaltimantan Timur (Dispora Kaltim), termasuk dalam pemakaian tempat dan penggunaan audio pendukung. Namun keterbatasan teknis masih menjadi catatan. Saat ini, penyelenggara hanya menggunakan dua unit sound system dan pencahayaan seadanya. Harapannya, pada gelaran berikutnya, fasilitas teknis dapat ditingkatkan.

“Kita pengen tempatnya lebih proper. Lampu, dekor, sound—semua lebih bagus. Tapi untuk pickup sebagai panggung akan tetap. Itu udah jadi ciri,” tegas Balski.

Melalui PICKRAP, komunitas hip-hop Samarinda membuktikan bahwa ekspresi seni tak selalu memerlukan panggung besar atau tata suara mewah. Cukup dengan kendaraan pickup, semangat kolektif, dan ruang terbuka, para pelaku hip-hop lokal mampu membangun ekosistem alternatif yang inklusif, bebas, dan otentik. PICKRAP bukan sekadar pertunjukan, tapi pernyataan: bahwa suara jalanan tetap punya tempat—meski hanya dari atas bak mobil.

Related posts

Penambahan 5.500 Kuota Jaringan Gas Saluran Rumah di Samarinda

natmed

Tolak PP Penghapusan B3, Aktivis Lingkungan Protes ke Gubernur

natmed

Marnabas: Operasi Gula Sebelum Lebaran dengan Melibatkan RT

natmed

You cannot copy content of this page