Samarinda,Natmed.id- Pengendalian inflasi di Kota Samarinda hingga saat ini berada di angka 4,47 persen. Angka tersebut terbilang aman di bawah angka inflasi nasional yakni 5,4 persen.
Hal itu disampaikan Asisten II Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sam Syaimun. Ia mengatakan secara keseluruhan Kota Samarinda cukup terkendali angka inflasinya, sehingga tidak menjadi perhatian khusus dari pemerintah pusat.
“Yang lebih penting lagi di bulan puasa ini harus menjaga rantai pasokan maupun distribusi pangan, karena terus terang saja Kota Samarinda ini semua bahan pokok berasal dari daerah luar,” ungkapnya saat ditemui di Anjungan Karang Mumus Balai Kota (Balkot) Samarinda, Senin (27/3/2023).
Lanjut Sam, di tengah pelaksanaan bulan suci Ramadan diharapkan pasokan dan distribusi bahan pokok di Kota Samarinda dapat diperhatikan oleh dinas yang terkait dalam hal ini Dinas Perdagangan Kota Samarinda.
“Agar mencermati kebutuhan masyarakat di bulan puasa, kemudian tetap memberikan perhatian dan pengawasan terhadap bahan pokok yang didominasi digunakan oleh masyarakat pada bulan Ramadan ini,” terangnya.
Lebih jauh, meskipun sekarang masih dapat dikatakan tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Akan tetapi tetap harus dipantau dan dipastikan kestabilannya, sehingga inflasi di Kota Samarinda tidak mengalami lonjakan drastis.
“Jangan sampai inflasi di Samarinda tinggi. Di sisi ekonomi inflasi itu diperlukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat, tapi namanya inflasi harus terkendali,” pungkasnya.
Sebagai informasi, per 27 Maret 2023 angka inflasi nasional 5,4 persen dengan angka inflasi tertinggi berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 6,7 persen dan terendah yakni Daerah Kota Istimewa (DKI) Jakarta 4,7 persen.
Selanjutnya untuk kategori kabupaten yang memiliki angka inflasi tertinggi yakni Kabupaten Sibolga 6,91 persen dan terendah Sumba Timur 3,57 persen dan kategori kota dengan inflasi tertinggi yaitu Kota Jambi 6,8 persen dan terendah Kota Tarakan 4,10 persen.