National Media Nusantara
Kalimantan Timur

Pemerintah Perkuat Strategi Pencegahan Karhutla di Kaltim

Teks: Kegiatan Jambore Pengendalian Kebakaran Hutan yang digelar Kementerian Kehutanan di kawasan Kebun Raya Universitas Mulawarman, Samarinda

Samarinda, natmed.id – Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut), Sulaiman Umar Siddiq menegaskan bahwa upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi salah satu fokus utama pemerintah pusat.

Menurutnya, Presiden bersama jajaran di Kementerian Kehutanan telah menginstruksikan langkah-langkah maksimal guna menekan potensi munculnya titik api di wilayah tersebut.

Penegasan tersebut disampaikan Sulaiman saat menghadiri kegiatan Jambore Pengendalian Kebakaran Hutan yang digelar Kementerian Kehutanan di kawasan Kebun Raya Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, pada Rabu, 6 Agustus 2025.

Dalam forum yang melibatkan berbagai elemen masyarakat itu, ia menyampaikan pentingnya memperkuat kerja kolaboratif lintas sektor dan generasi dalam menghadapi ancaman karhutla.

“Memang tidak terlalu besar, tetapi perlu kita antisipasi agar tidak meluas,” ujarnya merespons temuan 66 titik hotspot di Kalimantan Timur selama periode Januari hingga Juli 2025.

Dari jumlah tersebut, tim penanggulangan telah melakukan 39 kali operasi pemadaman di berbagai lokasi yang terindikasi rawan terbakar.

Namun demikian, Sulaiman menilai bahwa tindakan pemadaman tidak bisa terus-menerus menjadi pilihan utama. Pencegahan, kata dia, harus menjadi fokus bersama.

Ia menyampaikan bahwa keterlibatan masyarakat menjadi elemen penting dalam pengendalian karhutla.

Pemerintah, menurutnya, tidak dapat bekerja sendiri. Perlu ada kesadaran kolektif dari masyarakat, terutama generasi muda, untuk menjaga kawasan hutan dari potensi kebakaran.

Kegiatan jambore, lanjut Sulaiman, tidak hanya bersifat seremoni, melainkan dijadikan wadah kampanye publik yang bersifat edukatif dan konsolidatif.

Mengusung tema Bersatu untuk Kalimantan Timur Bebas Asap, acara ini menjadi medium untuk menggalang sinergi lintas sektor dan generasi, sekaligus memperkuat kapasitas masyarakat dalam mengantisipasi dan merespons karhutla secara cepat dan tepat.

“Kita butuh kerja sama berkelanjutan agar kesadaran menjaga hutan bisa tumbuh, bukan hanya saat bencana terjadi,” katanya.

Beragam agenda kegiatan jambore dirancang untuk mendorong partisipasi aktif para peserta. Di antaranya pelatihan dan simulasi penanggulangan karhutla, penanaman pohon, serta pembacaan deklarasi Relawan Muda Siaga Karhutla.

Melalui pendekatan partisipatif ini, pemerintah ingin membangun kesadaran kolektif bahwa penyelamatan hutan adalah tanggung jawab bersama.

“Api bisa membakar hutan dalam sehari, tapi butuh puluhan tahun untuk menumbuhkannya kembali. Maka siapa pun yang mencegah api hari ini, berarti dia adalah penyelamat generasi esok,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, menambahkan bahwa upaya pengendalian karhutla harus berbasis pada pemantauan dan data yang akurat.

Menurutnya, langkah antisipatif hanya akan efektif jika dilandasi dengan pemetaan potensi risiko secara komprehensif.

“Ke depan kita tidak boleh lagi bekerja hanya berdasarkan rasa, tetapi harus berdasarkan data. Monitoring ini sudah dilakukan untuk memastikan langkah penanganan lebih efektif,” ujar Rudy.

Dengan semakin meningkatnya ancaman karhutla akibat perubahan iklim dan tekanan terhadap lahan hutan, pemerintah menilai perlunya langkah lebih sistematis yang tidak hanya bergantung pada reaksi saat kejadian, tetapi juga pada sistem deteksi dini serta peran aktif masyarakat sebagai garda terdepan.

Langkah-langkah ini diharapkan menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menciptakan Kalimantan Timur yang bebas asap dan lebih tahan terhadap ancaman ekologis di masa depan.

Related posts

DPMPD Canangkan Workshop Pengembangan TTG

Nediawati

Pemerintah Tahun Ini Siapkan Rp5,3 Triliun Untuk IKN, Agustus Mulai Kerja

Yunus Budi Kartika

Pengurus PWI dan IKWI Kaltim Dilantik, Komitmen Baru Mewujudkan Jurnalisme Berkualitas

ericka

You cannot copy content of this page