Samarinda, Natmed.id – IKIP PGRI Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar pelantikan dan pengukuhan terhadap Suriansyah sebagai rektor baru periode 2024-2028, Jumat (31/5/2024). Kegiatan yang disambung dengan syukuran atas selesainya pembangunan ruang serba guna ini berlangsung di Gedung IKIP PGRI Kaltim, Jumat (31/5/2024).
Dalam sambutannya, Rektor IKIP PGRI Kaltim Suriansyah menyampaikan keyakinannya bahwa ke depan IKIP PGRI Kaltim akan menghadapi banyak tantangan. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh jajaran untuk bekerja sama agar IKIP PGRI Kaltim bisa menjadi lebih baik, maju, dan berkembang.
“Kita harus bekerja bersama, tidak ada lagi hanya keinginan satu dua orang. Sehingga ke depannya mampu bergerak maju atas dasar kebersamaan,” ujar Suriansyah.
Suriansyah juga meminta dukungan dari senat dan unsur pimpinan dalam membangun sinergitas yang kuat. Ia menyinggung perpindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) ke Kaltim, yang menuntut persiapan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui program pendidikan.
Untuk meningkatkan daya saing, Suriansyah mengungkapkan rencana untuk mengubah status IKIP PGRI menjadi universitas, didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
“Tentu ini adalah momentum, kita akan naikan status IKIP PGRI menjadi universitas. Rencananya kita juga akan memperluas cakupan ke PPU, yang dimana wilayah tersebut akan menjadi Ibu Kota Nusantara,” jelasnya.
Suriansyah menyebut bahwa pihaknya telah bertemu dengan Pj Bupati PPU Makmur Marbun dan telah membahas tiga syarat untuk mendirikan perguruan tinggi di sana. Lahan seluas 8 hektare dengan kepemilikan yang jelas, adanya organisasi atau yayasan yang menaungi, dan pembiayaan yang memadai.
Selain itu, Suriansyah membeberkan beberapa program studi yang akan hadir di universitas baru nantinya. Prodi itu seperti Rekayasa Elektronik dan Pengelasan, Sistem Informatika dan Sains Data, serta program studi lainnya yang sesuai dengan kebutuhan pasar Kaltim.
Ketua YPLP PGRI Pusat Supardi US dalam kesempatan yang sama, menekankan pentingnya fokus pada pengembangan sumber daya manusia yang memahami teknologi digital.
“Karena sekarang ini memang masanya itu (serba digital). IKN menyatakan ada lowongan kerja, syaratnya harus menguasai IT. Semua persoalan bisnis pun berbasis digital,” tegasnya.
Ia juga menyebutkan kebijakan baru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam Permendikbud Nomor 53 yang menekankan peningkatan mutu perguruan tinggi melalui sistem penjaminan mutu internal dan eksternal.
Supardi menambahkan bahwa di era digital saat ini, pendidikan bisa dijalankan tanpa harus selalu tatap muka, memungkinkan mahasiswa dari berbagai wilayah. Bahkan, dari luar negeri seperti Sulawesi dan Brunei dapat ikut serta.
“Sehingga tidak ada hambatan menerima mahasiswa dari Sulawesi atau Brunei sekalipun,” tuturnya.
Terkait peningkatan status menjadi univerisitas, ia pun mendukung penuh sehingga IKIP PGRI Kaltim bisa berkontribusi banyak terhadap pemenuhan kebutuhan SDM di IKN.
“Tentu kami akan mendukung. Namun yang pasti, tentukan program studi apa yang peluang daya serapnya di IKN tinggi. Setelah itu pastikan didukung dengan sarana prasarana yang baik,” tutupnya.