Artikel ini telah dilihat : 581 kali.
Pemkot Samarinda

Doctor On Call 119, Jadi Program Kemanusiaan Pemkot Samarinda

Samarinda,Natmed.id – Salah satu program unggulan Pemerintah Kota Samarinda di era Wali Kota Samarinda Dr Andi Harun dan Wakil Wali Kota Dr Rusmadi, Doctor On Call 119 Kota Samarinda dinilai sudah benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga Samarinda yang membutuhkan layanan cepat medis pra rumah sakit.

Tercatat sejak tahun 2022 hingga Juni 2023 sebanyak 1.352 kasus yang telah ditangani.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda dr Ismid Kusasih ketika menerima kunjungan Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP) di markas Doctor On Call 119 Samarinda jalan Milono, Selasa (4/7/2023).

Ismid menjelaskan untuk tahun 2022 sebanyak 820 kasus yang terdiri dari gawat darurat 139 kasus dan non gawat darurat 681 kasus, sedangkan tahun 2023 dari Januari hingga Juni sebanyak 532 kasus terdiri dari 57 kasus gawat darurat dan 465 kasus non gawat darurat.

“Awalnya untuk nomor panggilan menggunakan nomor selular, namun sekarang menggunakan nomor panggilan 119 yang terintegrasi dan berbasis call center,”terangnya.

Baca Juga :  Andi Harun Sampaikan Keberhasilan Samarinda Dalam Rapur DPRD

“Setelah menggunakan nomor 119 yang lebih meyakinkan dan memudahkan warga serta bebas pulsa, terjadi peningkatan kasus yang ditangani. Doctor On Call kita standby 1×24 jam, 1 bulan x 24 jam dan 365 x 24 jam,” ungkap Ismid didampingi Koordinator Doctor On Call Vetrisia dan Pimpinan Doctor on Call dr Achmad Rizki Al Hasani beserta kru.

Adapun cara penggunaan layanan ini yaitu, pelapor bisa langsung menghubungi 1-1-9 tanpa menggunakan kode wilayah, kemudian penelpon menekan tombol satu untuk menentukan wilayah pelapor, selanjutnya penelepon bisa menekan tombol nol untuk kasus kegawatdaruratan medis.

Lebih lanjut, Ismid menjelaskan program Doctor On Call ini sejalan dengan kebijakan yang sudah ada secara nasional yaitu Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).

“Kita bersyukur mewujudkan program Doctor On Call karena sudah sesuai SPGDT, sehingga semakin memberi ruang dan memaksimalkan lagi dalam mewujudkan pelayanan cepat medis darurat,”jelasnya.

“Jadi tinggal kita mensinkronkan program Doctor On Call sebagai visi wali kota dengan sistem SPGDT. Doctor On Call ini juga bersinergi dengan 112,” lanjutnya.

Baca Juga :  HUT ke-356, Samarinda Disebut Telah Bertranformasi Jadi Kota Peradaban yang Maju

Tak hanya itu, lanjut Ismid program Doctor On Call ini gratis untuk warga Samarinda. “Kita patut bersyukur program ini gratis. Karena ada satu daerah yang bayar tergantung berapa lama penanganannya. Tarifnya per jam. Bahkan ada pula di suatu daerah programnya berhenti karena defisit anggaran,” beber Ismid lagi.

Ismid mengutarakan, Doctor On Call tidak hanya menangani kasus kegawatdaruratan saja, namun juga menangani kasus di luar gawat darurat. Oleh karena itu mereka akan merubah perwali dengan menambahkan penanganan kasus di luar gawat darurat.

“Banyak yang diluar gawat darurat kita tangani, dan terakhir waktu kebakaran di Pasar Ijabah. Mereka turun membantu menangani warga terdampak kebakaran. Bahkan kita juga nanti dipercaya menjadi tim pengamanan kegawatdarutan pada event internasional OICCA (Organization of Islamic Cooperation Cultural Activity) yang berlangsung di Samarinda,” ungkap Ismid lagi.

Kasus kegawatdaruratan yang ditangani Doctor On Call seperti pasien dengan kondisi pendarahan hebat, patah tulang terbuka, hilangnya kesadaran, sesak nafas, sumbatan jalan napas, kejang, kegawataan kejiwaan, cidera kepala hebat, nyeri dada yang hebat, dehidrasi hebat dan henti nafas.

Baca Juga :  Program Samarinda Menuju Kota Pusat Peradaban Tertuang Dalam RPJPD 2025-2045

Dalam melaksanakan tugasnya, sebut Ismid, SDM Tim Doctor On Call terdiri dari 7 dokter umum, 8 perawat, 6 operator, 4 admin, 3 bidan dan driver didukung dengan 3 unit ambulan transportasi, dimana 1 unit sudah tidak memadai dan 3 unit sepeda motor.

“Alhamdulillah bulan depan akan datang 1 unit ambulans standar 119,”urainya.

Lanjut kata Ismid tim Doctor On Call Samarinda mendapat apresiasi dari Kementerian Kesehatan karena dianggap paling maju dan menjadi rujukan dari pusat.

Sementara Koordinator bidang SDM, Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat TWAP Kota Samarinda Amir Husin mengapresiasi kinerja yang dilakukan tim Doctor On Call, dan berharap agar meningkatkan kualitas dan kesigapan pelayanan.

Amir mengharapkan kepada warga Samarinda agar bisa memanfaatkan dan memaksimalkan kehadiran Doctor On Call ini. “Tidak sulit, tinggal menghubungi 119 dan bebas pulsa. Program ini gratis.

Related posts

Bawaslu Samarinda Turunkan Paksa 3.000 Algaka di Awal Masa Tenang Pemilu

Laras

Pastikan Anak Aman di Era Digitalisasi

Nediawati

Disumpah, 140 Satgas PTSL Samarinda Diminta Kejar “Kota Lengkap”

Laras