Samarinda,Natmed.id – Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda, Kalimantan Timur menggelar expose laporan akhir penyusunan dokumen prastudy kelayakan jaringan jalur rel kereta api Skytrain di Kota Tepian, Senin (18/12/2023).
Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas dan Jalan Dishub Kota Samarinda Didi Zulyani menyatakan bahwa ada beberapa kesimpulan dalam laporan akhir tersebut. Hal ini ditarik dari feasibility study (FS) atau studi kelayakannya.
Menurutnya, sudah terdapat rencana pengembangan jalur kereta api Trans Kalimantan yang melewati Samarinda. Hal ini berdasarkan dokumen Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS), Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL), dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di tingkat provinsi dan kabupaten.
Dalam pemaparan dokumen tersebut terdapat lima alternatif pilihan untuk rute jalur rel kereta api ini. Namun, rute jalur alternatif nomor lima adalah rute dinilai terbaik dengan berbagai faktor dan alasan beberapa pihak terkait.
Rute ini adalah Loa Buah, mulai sekitar Jalan KH Hasim Ashari – Jalan Mas Mansur – Terminal Sungai Kunjang- Jalan Untung Suropati – Jalan Slamet Riyadi – Islamic Center – Jalan RE Martadinata.
Kemudian, berlanjut menuju Jalan Gajah Mada dan Pasar Pagi – Jalan KH Abdul Hasan – Jalan KH Agus Salim – Bandara Temindung – Jalan Poros Samarinda-Bontang – Terminal Lempake – sekitar Bukit GOLF – Bandara APT Pranoto.
“Melalui berbagai penilaian dan pertimbangan akhirnya ditawarkan satu alternatif satu yang nilainya paling tertinggi,” jelas Didi di Ruang Batara III Fugo Hotel Samarinda.
“Jadi memang jalur ini dianggap paling tinggi dari sisi ekonomi dan kelayakan lainnya. Sebenarnya tidak menutup kemungkinan bisa alternatif lain,” sambungnya.
Alternatif nomor lima merupakan pilihan yang dianggap terbaik berdasarkan penilaian multi kriteria. Hal ini mengacu pada Pasal 11 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Trase Jalur Kereta Api.
Didi menambahkan bahwa alternatif nomor dipilih karena lokasinya yang strategis. Namun, Dishub masih memperhitungkan padatnya pemukiman penduduk. Apabila memang nantinya alternatif tersebut benar-benar dipilih, maka perlu dicarikan solusinya.
“Pastinya jalur yang bebas banjir. Makanya, kemarin sempat dipikirkan jalurnya di atas cuma ini kan perlu dipertimbangkan,” katanya.
“Karena berhubungan dengan kondisi lokasi dengan banyak pemukiman yang akan dilalui. Jadi, ini nanti kita memperhitungkan bagaimana bisa memungkinkan,” lanjut Didi.
Sebagai informasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda berencana membangun Skytrain atau kereta pengangkut tanpa pengemudi. Nantinya, moda transportasi masal itu akan menghubungkan kawasan Stadion Madya Sempaja menuju ke Bandara APT Pranoto, hingga dilanjutkan ke Big Mall Samarinda.
Skytrain diperkirakan memiliki panjang lintasan 14,6 kilometer dengan jarak tempuh 21 kilometer. Estimasi waktu tempuh dengan Skytrain ini hanya membutuhkan waktu 21 menit menuju Bandara APT Pranoto.
Pemkot Samarinda akan memulai pembangunannya pada tahun 2024. Adapun target penyelesainnya maupun beroperasinya Skaytrain pada 2030 atau 2031.