Samarinda, Natmed.id – Penguatan literasi memiliki peran penting di kalangan guru dan staf sekolah. Sebab, mereka menjadi ujung tombak dalam upaya mencerdaskan kehidupan anak bangsa.
Hal itu disampaikan oleh akademisi Mu’ammar dalam acara bedah buku “Jejak Pena Sang Guru” serta “Buku Panduan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)” di SMAN 16 Samarinda, Kamis, 29 Januari 2025.
Mu’ammar mengapresiasi peran Kepala SMAN 16 Samarinda Abdul Rozak Fahrudin sebagai inisiator bedah buku yang merupakan karya guru sekolah tersebut.
Tidak sebatas seremonial semata, Abdul Rozak dan Mu’ammar tercatat sebagai penyunting buku “Jejak Pena Sang Guru”.
Peran ini menunjukkan semangat Kepala SMAN 16 dalam memberikan dukungan kepada para pendidik untuk aktif menulis.
Hingga akhirnya, Mu’ammar menilai karya kolaborasi, antara guru dan staf tersebut memiliki kualitas yang baik dan minim kekurangan. Kemudian, menjadi abadi sebagai warisan intelektual.
Maka, kedua buku yang juga dipersembahkan untuk peringatan ke-79 Hari Guru itu patut mendapat apresiasi dan dukungan dari semua pihak.
“Keberhasilan sebuah buku tidak hanya terletak pada isi, tetapi juga pada dampak dan kontribusinya. Percuma menulis buku jika tidak bisa terjual,” ungkap Mu‘ammar kepada MSI Group, Kamis 29 Januari 2025.
Apabila buku memiliki pengaruh besar, ia melanjutkan, maka semakin menunjukkan kemampuan penulis menyampaikan gagasannya.
Untuk itu, Mu’ammar menjelaskan, buku yang baik harus memperhatikan tiga prinsip utama dalam penulisannya. Pertama, etos, yang mencerminkan kejelasan sumber dan pertanggungjawaban isi.
Lalu, logos yang memastikan aspek ilmiah dapat dipahami pembaca. Terakhir, pathos yang memungkinkan pembaca merasakan ekspresi dan pesan dalam tulisan.
“Jadi kalau menulis harus berdasarkan bidang yang kita kuasai. Ini untuk memudahkan dalam membuat tulisan” terangnya.
“Kita bisa menganalisis dan mengkaji buku secara mendalam agar pesan disampaikan jelas bagi pembaca,” sambungnya.