Samarinda, Natmed.id – Sebanyak 18 demonstran tercatat mendapat penanganan medis saat aksi unjuk rasa di Samarinda pada Senin sore, 1 September 2025.
Data tersebut merupakan catatan resmi terakhir yang berhasil dikonfirmasi tim medis gabungan sebelum situasi aksi di sekitar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur berubah menjadi chaos pada malam harinya.
Koordinator tim medis, Wahyu, menjelaskan hingga sore tadi, penanganan dilakukan oleh gabungan tenaga kesehatan dari Palang Merah Indonesia (PMI), relawan kesehatan, serta Relawan Ambulans Samarinda.
Dari total pasien yang ditangani, seluruhnya merupakan mahasiswa dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan.
“Untuk yang ditangani tim gabungan kesehatan dari PMI dan relawan kesehatan serta Ambulans Samarinda, ada 18 orang yang kita tangani di pos kesehatan di Dinas PUPR,” terangnya.
Para demonstran tersebut mengalami keluhan ringan hingga sedang, mulai dari pusing, mual, asam lambung meningkat, hingga kram otot akibat aktivitas aksi yang berlangsung cukup lama di bawah teriknya matahari.
Tim medis gabungan menyiagakan posko di sekitar Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalimantan Timur, dengan pos utama menjadi pusat pelayanan kesehatan lapangan.
“Kebanyakan wanita, tapi ada juga laki-laki. Keluhannya pusing, mual, asam lambungnya naik, dan ada juga yang kram,” jelasnya.
Wahyu menambahkan, sejauh sore tadi mayoritas pasien masih bisa ditangani di lapangan tanpa perlu rujukan ke rumah sakit.
Namun, mekanisme rujukan tetap disiapkan jika kondisi lebih serius terjadi. Beberapa rumah sakit yang disiapkan antara lain Rumah Sakit Hermina, Rumah Sakit Dirgahayu, dan Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda.
“Kalau memang harus rujukan, akan kita arahkan sesuai arahan dari Dinas Kesehatan,” tegasnya.
Hingga pukul 20.00 Wita, kondisi aksi dilaporkan memanas dan situasi di sekitar DPRD Kaltim menjadi tidak kondusif.
Belum ada data tambahan resmi mengenai jumlah demonstran yang kembali membutuhkan layanan medis setelah sore hari.
Tim medis gabungan maupun aparat keamanan masih terus bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan bertambahnya korban akibat kericuhan yang terjadi.
Informasi lebih lanjut terkait perkembangan jumlah korban maupun kondisi kesehatan demonstran masih menunggu konfirmasi dari pihak medis maupun rumah sakit yang menjadi rujukan.