National Media Nusantara
Pendidikan

Atasi Stunting, Disdikbud Kaltim Inisiasi Produksi Cookies Berbahan Bekatul

Samarinda, Natmed.id – Dinas Pendidian dan Kebudayaan Kalimantan Timur (Disdikbud Kaltim) menginisiasi produksi cookies berbahan dasar rice bran atau bekatul.

Kepala Bidang Pembinaan SMK Disdikbud Kaltim Surasa mengungkapkan bahwa inisiatif ini lahir dari keprihatinan terhadap isu stunting yang masih tinggi di kalangan pelajar. Maka, proses produksi dari cookies tersebut melibatkan berbagai sekolah di Kaltim.

Produk inisiasi Disdikbud Kaltim

“Ini dari bidang (SMK) mengarahkan, pemerintah memberikan inisiatif dari isu stunting di kalangan pelajar. Kami berpikir keras apa sumber daya dari kebanyakan masyarakat yang bisa kita olah, sehingga muncul ide ini,” ujar Surasa saat ditemui, Sabtu (15/6/2024).

Hingga akhirnya, bahan yang dipilih adalah bekatul. Selain menjadi sumber daya lokal, rice bran yang sering kali dibuang. Maka, program ini diharapkan tidak hanya berdampak pada pendidikan, tetapi juga sosial dan ekonomi.

Saat ini, sekolah-sekolah yang terlibat dalam program ini telah mulai melakukan uji coba rasa cookies di kalangan internal. Surasa menekankan pentingnya pengujian rasa dan kandungan gizi sebelum produk ini dipublikasikan kepada masyarakat luas.

“Kami tawarkan ke sekolah, dan sekarang sekolah menyanggupi. Ini hari pertama saya tes rasa dulu, di kalangan internal sebelum kami publish. Nanti setelah lolos, kami publish bahwa nilai pendidikannya dapat. Nilai manfaat untuk mengatasi stunting di kalangan pelajar itu juga terbermanfaat,” terang Surasa.

Cookies yang diproduksi ini diklaim memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dengan mengurangi penggunaan tepung terigu dan gula. Surasa menjelaskan bahwa cookies ini mengandung 50 persen hingga 100 persen rice bran, dengan variasi rasa original dan toping kacang kenari.

“Prinsipnya adalah kue ini no terigu dan less sugar. Bukan sama sekali tidak ada, tapi kami kurangi. Saya yakin rice bran ini mengandung mineral dan vitamin yang cukup tinggi dan sudah ada pengujian di lab,” jelasnya.

Rencana ke depan, Disdikbud Kaltim akan menguji kandungan komposisi setiap produk sebelum dipublikasikan. Program ini juga diharapkan dapat diproduksi di berbagai sekolah di Kaltim dan didukung dari berbagai pihak.

“Saya kira dengan melibatkan semua ini nanti ada dampaknya, betapa dengan kulit beras ini yang selama ini dibuang sia-sia tapi nyatanya masih bermanfaat,” ujar Surasa.

Terakhir, Surasa menekankan bahwa program ini selaras dengan semangat Merdeka Belajar. Siswa diharapkan mampu menampilkan Profil Pelajar Pancasila yang mandiri, serta mampu mengembangkan produk atau jasa berdasarkan potensi masing-masing.

“Ini nanti sesuai dengan ruh Merdeka Belajar, yaitu anak-anak harus mampu menampilkan Profil Pelajar Pancasila. Salah satu karakternya yaitu mandiri, di mana anak-anak harus mampu memproduksi produk atau jasa berdasarkan potensi masing-masing, tidak tergantung kepada lingkungan,” tutup Surasa.

Related posts

SMPN 3 Bontang Lulus 100 Persen, Pengumuman Secara Online

natmed

Lanjutkan LKS SD Kelas Bawah

natmed

Menunggu Persetujuan Neni untuk PJJ dengan TV Lokal

natmed