Diskominfo Kaltim

BKKBN Kaltim Harapkan Alat Laparoskopi Digunakan Maksimal di RSUD I A Moeis

BKKBN Kaltim Harapkan Alat Laparoskopi Digunakan Maksimal di RSUD I A Moeis

Samarinda, Natmed.id – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sunarto menyerahkan alat kesehatan laparoskopi dengan kamera dan monitor kepada Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdoel Moeis (RSUD I A Moeis) Samarinda.

Sebelumnya, alat kesehatan laparoskopi terlebih dahulu diserahkan kepada Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Samarinda. Lantas, kemudian diserahkan kepada RSUD I A Moeis.

Laparoskopi merupakan alat khusus berbentuk tabung tipis dengan kamera dan lampu. Alat ini digunakan untuk melihat kondisi rongga perut dan panggul. Salah satu kegunaannya untuk membantu proses operasi srerilisasi bagi wanita atau KB steril.

Dalam kesempatan itu, Sunarto membeberkan sebanyak Rp1,8 miliar Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik 2023 diserahkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Salah satunya digunakan untuk memenuhi kebutuhan alat laparoskopi tersebut.

DAK Fisik 2023 itu masih tersisa Rp30 juta yang belum terealisasikan. Adapun sebanyak Rp5,7 miliar DAK Non-Fisik 2023 masih belum terserap maksimal. Sunarto berharap penyerapan ini dapat terealisasi sepenuhnya mengingat angka stunting di Kaltim yang masih tinggi.

“Uang yang kami titipkan ke pemkot, DAK Fisik Rp1,8 miliar dibelanjakan salah satunya untuk laparoskopi. Ada yang Rp30 juta sekian belum direalisasikan. Non-fisik Rp5,7 miliar,” beber Sunarto di Ballroom Lantai II Swiss-Belhotel Borneo Samarinda, Jumat (1/12/2023).

“Hingga per 27 November, masih rendah (serapannya). Kalau target nasional di Indonesia minimal 85 persen. Ketika serapan rendah maka program lambat jalannya. Kita masih ada stunting yang butuh pendampingan,” sambungnya.

Alat laparoskopi ini cukup sulit didapatkan dengan dana yang tidak sedikit. Harganya Rp1,2 miliar dan hanya ada satu alat tiap provinsi. Dengan adanya alat laparoskopi di RSUD I A Moeis, diharapkan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagaimana peruntukannya.

“Saya harap laparoskopi ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena ini satu provinsi hanya dapat satu dan kita salah satunya yang dapat. Lebih lagi tidak murah, harga Rp1,2 miliar,” ungkapnya.

RSUD I A Moeis dinobatkan sebagai Rumah Sakit Center of Excellent Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Unggulan pada tahun 2021.

Oleh karena itu, Sunarto menyebutkan bahwa apapun kebutuhan terkait pelayanan kontrasepsi di RSUD I A Moeis ini akan diupayakan untuk dipenuhi oleh pihaknya.

Seiring dengan komitmennya, ia berharap RSUD I A Moeis terus berupaya memberikan kontribusi terbaiknya dalam setiap pelayanan kesehatan dan utamanya pelayanan kontrasepsi di Samarinda.

“Saya memilih Moeis menjadi Center of Excellent Pelayanan KB Unggulan di Kaltim. Jadi kita harus lengkapi kebutuhan dasarnya, jadi saya terus upayakan. Saya titipkan ini untuk warga Samarinda siapapun yang datang harus dilayani,” tandasnya.

Related posts

Kerja Keras dan Doa Kunci Sukses 

Nediawati

Pentingnya Data Dalam Pembangunan, Diskominfo Miliki Dashbord Data Berkualitas

Intan

Isran Noor Pastikan Infrastruktur Jalan Jadi Perhatian Pemerintah 

Gilang Haryadi