Reporter: Emmi-Editor: Redaksi
Samarinda, Natmed.id – Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang belum bisa memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) sekolah bisa dilaksanakan di daerah Berambai, tepatnya Jalan Inpres Tembok Tengah Berambai Sempaja Utara.
Pernyataan tersebut ia sampaikan usai melakukan kunjungan di dua sekolah yang ada di Berambai yakni SDN 022 Samarinda Utara dan SMPN 42 Samarinda. Ia terlihat didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda Asli Nuryadin.
Jaang, mengaku bahwa kunjungannya ke Berambai merupakan tindak lanjut dari rapat terakhir dalam menyikapi PTM.
“Seharusnya Senin (11/1/2020) mendatang ini kita lakukan PTM namun kemarin diputuskan untuk ditunda. Jadi saat ini kita menunda PTM,” urainya, Kamis (7/1/2021).
Ia berkoordinasi dengan Disdikbud Samarinda untuk mempertimbangkan beberapa letak sekolah yang berada di luar lingkaran pusat Samarinda seperti Berambai, Palaran, Bantuas dan tentu saja termasuk di daerah barat Kota yaitu Lok Kumbar yang ada di Lok Bahu.
“Perlu digaris bawahi bahwa saya meninjau pada hari ini bukan langsung mengambil keputusan PTM akan dilakukan karena ada pertimbangan lagi,” katanya.
Beberapa aspek dan kondisi di daerah yang jauh dari pusat kota benar-benar ia pertimbangkan untuk melakukan PTM ini. Menurutnya, murid-murid di daerah Berambai merupakan masyarakat yang juga bermukim di wilayah tersebut.
“Tidak ada murid yang berasal dari kota, hanya guru-gurunya saja dari kota,” cetusnya.
Ia berharap ada pertimbangan dari Disdikbud untuk membuka sekolah di daerah pelosok secara bertahap. Kemungkinan guru-guru dari kota akan melakukan swab antigen terlebih dahulu.
“Mungkin para guru-guru yang tinggal di pusat kota setiap Minggu harus diperiksa swab antigen, kan 15-20 menit sudah keluar hasilnya. Namun tidak menutup kemungkinan apabila guru-guru yang tinggal di daerah sini juga melakukan swab antigen, mohon maaf mungkin mereka berinteraksi dengan pusat masyarakat,” ucapnya.
Ia menegaskan kembali jika kunjungannya ke Berambai ataupun daerah pelosok lainnya bukan berarti menjadi keputusan untuk melakukan PTM, namun akan dilihat dan dipertimbangkan kembali.
“Sebenarnya kalau dilihat dari persyaratan di sini itu memenuhi syarat, ada wastafel dan murid di sini kan tidak banyak. Wastafelnya luar biasa dengan kesederhanaan yang ada itu airnya jernih, bersih dan mengalir. Tapi tetap akan kita pertimbangkan terlebih dahulu,” tegas Jaang.