Artikel ini telah dilihat : 623 kali.
EkonomiTokoh

Aji Sofyan: Kaltim Butuh Investor

Reporter: Emmi – Editor: Redaksi

Samarinda, Natmed.id – Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Aji Sofyan Efendi mengatakan Kaltim harus terbuka dengan rencana masuknya investasi.

Pasalnya kata Aji Sofyan, Kaltim dipastikan bakal mengalami kesulitan, sepanjang pandemi Covid-19 belum berakhir.

Diyakininya, dana APBN dan APBD masih akan terkonsentrasi untuk penanganan dan pemulihan dampak pandemi Covid-19.

“Dalam perspektif keuangan negara untuk pembiayaan pembangunan, pasti sulit, pasti berat. Karena tahun ini kita masih akan berperang melawan Covid-19,” kata Aji Sofyan di Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (6/1/2020).

Karena itu menurut Aji, Kaltim harus terbuka dengan rencana masuknya investor, termasuk investasi dari pemodal asing.

Sebab kata dia, pemerintah pusat dan daerah tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk membiayai pembangunan secara menyeluruh.

“Terpenting itu win win solution. Mereka untung, kita untung. Investor pasti tidak mau rugi, sebab mereka bukan sinterklas,” tambah Aji.

Menanggapi kemungkinan adanya penolakan masyarakat dan kelompok tertentu terkait rencana-rencana investasi karena dikhawatirkan merusak hutan dan alam, Aji mengembalikannya ke titik temu antara investor dan Kaltim, win win solution. Investasi tetap masuk, tanpa harus merusak lingkungan dan alam.

“Kita bisa saja no investor, kalau APBD kita Rp20 triliun dan APBN kita Rp10 ribu triliun,” sindir Aji.

Namun sepanjang pengetahuannya, selama 75 tahun Indonesia merdeka, APBN hanya berada di kisaran Rp2000 triliun dan Rp2500 triliun.

Itu pun lanjut Aji, yang terbagi ke daerah hanya sekitar 40 persen. Dana itu lalu diperebutkan 34 provinsi, 525 kabupaten/kota dan 75.000 desa.

Logikanya, bagaimana mungkin daerah bisa memakmurkan masyarakatnya, jika tidak cukup punya dana untuk membangun.

“Dalam bahasa Kutai itu, pitisnya ndik ada. Itulah mengapa kita butuh investor. Entah investor China, Eropa, Amerika dari mana saja,” tegasnya.

Related posts

Diterapi Selawat, 14 Hari Ex Pengguna Narkoba Tobat

Phandu

Lemahnya Pengawasan Jadi Tantangan di Era Otonomi Daerah

Irawati

“Mencintai Munir”, Sebuah Kontemplasi Suciwati Untuk Cinta dan Kemanusiaan

Muhammad

Leave a Comment