Reporter : Emmi – Editor: Redaksi
Bontang, Natmed.id – Dunia pendidikan kian hari semakin merosot, sehingga menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat termasuk di Kota Bontang salah satunya terkait para pengajar yakni guru sekolah.
Hal tersebut juga menjadi pembahasan dalam rapat paripurna di Gedung Auditorium Tiga Dimensi lantai 1 Jalan Awang Long, Bontang Baru pada Jumat, (4/9/2020) malam.
Dikatakan Agus Haris, Wakil Ketua DPRD Bontang, pemerintah sangat memahami bahwa untuk mengubah peradaban dunia, salah satu yang harus dilakukan adalah dunia pendidikan.
“Pendidikan itu ada tiga unsur guru, tempat (sekolah) dan murid,” ucapnya yang juga sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Bontang.
Ia kembali menegaskan, guna mencapai peradaban perubahan tersebut melalui guru yang mentransfer ilmu kepada anak-anak adalah satu pintu hanya untuk mengubah dunia yakni pendidikan.
“Wali kota ini memang memahami tantangan kita di era globalisasi bahwa yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia (SDM) yang kokoh,” paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menyatakan bahwa terkait hal tersebut tidak bisa lagi dilakukan dalam perubahan tahun ini.
“Kalau di perubahan ini tidak mungkin, karena baru diusulkan tadi untuk guru,” ucap Bunda sapaan akrabnya.
Akan tetapi, pada anggaran murni tidak hanya diperuntukkan guru swasta, tetapi penggiat agama.
“Penggiat agama kita itu ada 1.900 kalau guru 1.925, memang permasalahannya guru SMA, SLTA, SLB itu pemerintah provinsi tidak mau menerima apalagi titipan bantuan keuangan (bankeu),” terangnya.
Sambungnya bahwa, sesuai UU 23 Tahun 2014, kita tidak bisa memberikan belanja APBD untuk SMA, SLTA, SLB.
“Itu biasanya melalui bantuan keuangan provinsi yang sudah kita lakukan selama 4 tahun, kemudian dihibahkan diberikan kepada guru-guru. Tahun ini saya lihat 5 kota yang melakukan itu tidak bisa lagi oleh provinsi, tapi untuk Bontang sendiri akan upayakan,” terangnya.
Ia mengungkapkan atas usulan beberapa fraksi, Pemerintah Kota Bontang akan menyetujuinya.
