Jombang, Natmed.id – Perayaan tradisi budaya bari’an di Kabupaten Jombang berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun ini lebih sederhana. Masyarakat terbagi kelompok kecil beranggotakan 20 orang tiap gang kampung. Seperti yang dilakukan warga Dusun Tanjung Anom Desa Bulurejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
“Di sini ada tradisi bari’an setiap malam 17 Agustus. Bari’an berasal dari bahasa Arab bari’a yabrau yang berarti terlepas atau terbebas. Kita nisbahkan pada kemerdekaan Indonesia yang telah bebas dari penjajah,” ungkap Kyai Mohammad Hilmi saat diwawancarai Natmed.id, Senin (16/8/2021) malam.
Acara bari’an ini berlangsung khidmat dan dilaksanakan usai salat isya di jalan kampung. Bari’an merupakan salah satu khazanah amaliyah warga Nahdliyin.
“Biasanya diawali dengan membaca doa kepada pahlawan yang telah gugur. Kemudian makan bersama,” kata Gus Hilmi sapaan akrabnya.
Dikatakan Gus Hilmi, tradisi bari’an merupakan wujud syukur semua masyarakat Indonesia kepada Allah SWT atas nikmat kemerdekaan bangsa Indonesia.
“Sekarang sudah 76 tahun kita merdeka, ini nikmat besar yang harus kita syukuri,” tutur Gus Hilmi.
Menurut Gus Hilmi, tradisi bari’an juga untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur syahid di medan perang melawan penjajah.