Samarinda,Natmed.id – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) Kota Samarinda Deasy Evriyani mengingatkan agar sekolah ramah anak tidak hanya simbol ungkapan kalimat manis, melainkan sungguh implementasi nyata dari upaya pemerintah membangun generasi unggul bangsa.
Hal tersebut Deasy sampaikan ketika menghadiri kegiatan Deklarasi Sekolah Ramah Anak yang diadakan MTS Negeri Samarinda yang berlangsung di lapangan Model State Islamic Junior High School Madrasah Tsanawiyah Negeri Model, pada Senin (13/3/2023).
Deasy mengungkapkan peran pemerintah yaitu mencetak generasi unggul melalui peran sekolah ramah anak sangat besar. Sekolah ramah anak merupakan gabungan beberapa program yang saling bersinergi dan terintegrasi sehingga membentuk sekolah yang sehat bagi anak.
“Peran pemerintah sangat besar jadi deklarasi sekolah ramah anak adalah salah satu indikator yang mewujudkan standarisasi SMA Negeri Samarinda,” ujarnya.
“Disampaikan Pak Wawali bahwa kegiatan ini menjadi sinergi kolaborasi dan terintegrasi dengan beberapa program antara lain dengan program sekolah sehat, program sekolah adiwiyata dan juga sekolah siaga kependudukan. Jadi ini adalah sebuah rumah besarnya yang di dalamnya ada sekolah sehat,” tambahnya.
Adapun implementasi dari sekolah ramah anak ini agar terpenuhinya 31 hak anak dalam lingkup sekolah.
“Nah, implementasi dari sekolah ramah anak untuk pemenuhan hak anak yaitu ada 31 hak anak ya,” sebutnya.
Deasy mengharapkan sekolah ramah anak ini tidak hanya menjadi simbol dari sekolah namun sungguh diaplikasikan agar angka kekerasan pada anak dan perempuan terutama di sekolah terus menurun.
Ia pun berharap terbentuknya akhlak dan generasi beretika baik di sekolah, serta menjadikan guru berperan aktif membentuk disiplin yang positif.
“Nah kami harapkan memang ini bukan di sini saja, tapi semua sekolah ya. Karena harapannya bukan sekadar simbol, bukan sekadar seremonial. Artinya sekolah semua bisa mencetak angka bullying, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak itu otomatis menjadi turun,” harapnya.
“Kedua, terjadi peningkatan akhlak dan etika anak-anak,” tambahnya.