National Media Nusantara
DISDIK BONTANGPendidikan

Saparudin : LKS PJOK Tak Masalah

Reporter: Emmi – Editor: Redaksi

Bontang, Natmed.id – Pembahasan pembuatan lembar kerja siswa (LKS) bagi jenjang selolah dasar (SD) di Bontang dilanjutkan.

Kegiatan yang dilakukan di Aula Autis Center Bontang, Rabu (7/10/2020) dihadiri 40 guru yang akan berpartisipasi dalam pembuatan LKS.

Tri Ayuningsih adalah salah satu guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) yang hadir. Dia adalah guru di SDN 008 Bontang Utara.

Mewakili koleganya, dia meminta agar penyusunan LKS dapat dilakukan secara terpisah, lantaran materi PJOK berbeda dengan dengan mata pelajaran (mapel) lainnya. Dalam PJOK terdapat materi dan keterampilan motorik (praktik).

“Kami berharap kepada Disdikbud Bontang untuk mengabulkan permintaan kami. Sebab, selama ini kegiatan pembelajaran kami lebih banyak di lapangan daripada di kelas. Bahkan, untuk kelas 1 dan kelas 2 masih dipegang guru kelas, bukan guru PJOK. Kami khawatir materi yang disampaikan tidak sesuai dengan materi PJOK,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa guru PJOK Bontang memiliki komunitas mandiri yang kompak dan kreatif. Tak hanya itu, untik mempermudah pelajar dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Bontang, pihaknya telah membuat video terkait PJOK.

“Kami sudah membuat video pembelajaran di youtube channel. Kami berharap anak didik kami bisa mengambil atau mengunduh hanya di channel youtube kami,” kata Ani.

Kata dia, proses PJJ pada mapel PJOK kebanyakan siswa mengalami kendala.

“Banyak kendala yang dialami siswa seperti kurangnya sarana dan prasarana. Contoh siswa yang tidak memiliki bola kasti Kami menyuruh siswa tersebut untuk membuat dari kertas yang digulung berbentuk bola kasti. Sedangkan alat pemukulnya bisa dari ranting kayu,” jelasnya.

Menyikapi hal tersebut, Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Disdikbud Bontang Saparudin mengungkapkan bahwa akan memberikan ruang kepada guru PJOK untuk menyusun LKS sendiri.

“Kami memberikan ruang kepada guru PJOK menyusun LKS sendiri, bagi kami tidak menjadi masalah,” pungkasnya.

Related posts

Kolaborasi dengan Jerman, SMAN 3 Samarinda Pelopor Inovator Pendidikan di Kaltim

Aminah

Mahmudah Mengukir Prestasi di Kota Taman

natmed

Isu Mapel Sejarah Dihapus, Saparudin : Kita Tunggu Aturan Bakunya

natmed