Samarinda, Natmed.id – Dalam rangka memperingati World Tourism Day atau Hari Pariwisata Internasional, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melaksanakan kegiatan di Lamin Adat Desa Budaya Pampang, Sabtu (2/10/2021).
Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso di hadapan Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Sri Wahyuni, Camat Samarinda Utara Syamsu Alam, Kepala Adat Pampang Essram Palan serta undangan lainnya baik unsur perhotelan maupun warga setempat mengatakan, semua lini diharap memiliki aksi nyata. Khususnya asosiasi kepariwisataan.
Terlebih, kurun waktu dua tahun belakangan, dunia pariwisata menjadi salah satu sektor yang terdampak akibat pandemi.
Untuk itu, dengan adanya peringatan tersebut, ia berharap bisa menjadi momentum membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif.
Apalagi Samarinda dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) saat ini, masuk pada level 2. Maka layaknya semua elemen bergerak membangkitkan gairah wisata.
“Terpenting bagi kita adalah aksi. Tidak hanya dari Pemkot dan Dinas Pariwisata saja namun semua pihak terkait, terutama organisasi profesi, seperti perhimpunan asosiasi perhotelan dan restoran, badan promosi dan kepariwisataan, juga asosiasi lainnya termasuk warga untuk membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif,” ucapnya.
Menurutnya, destinasi wisata tidak hanya sekedar destinasi, namun juga memiliki keunikan dan daya saing yang dapat mengikat pengunjung. Seperti halnya Desa Budaya Pampang yang terkenal dengan kekayaan dan keunikan budayanya.
Terlepas dari itu, posisi Samarinda juga cukup strategis karena berada di antara kabupaten/kota lainnya seperti Bontang, Balikpapan dan Kutai Kartanegara. Hal ini menjadi nilai positif tersendiri untuk menarik pengunjung dari daerah lain.
Ia juga mengingatkan, selain keunikan dan kekayaan budaya, persoalan kebersihan dan keramahan masyarakatnya juga menjadi faktor penunjang kenyamanan pengunjung atau wisatawan.
“Saya juga sudah sampaikan ke instansi terkait. Untuk memajukan Desa Budaya Pampang, tidak bisa kerja masing-masing. Pendekatannya, bagaimana nanti desa ini dapat menarik dan memukau pengunjung. Oleh karena itu, kita tidak hanya menawarkan keunikan adat budaya, melainkan bercocok tanam menjadi nilai yang ditawarkan,” katanya.
Untuk itu Pemkot pun mempersiapkan pembangunan kolam retensi mengingat beberapa saat lalu Desa Budaya Pampang sempat tergenang banjir hingga pinggang orang dewasa dikarenakan limpahan air dari kawasan lain.
“Nanti akan dibuat bendungan di atas, sebagai antisipasi banjir. Sebagai objek wisata, Desa Budaya Pampang tidak boleh banjir,” ucapnya.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Pariwisata Samarinda I Gusti Ayu Sulistiani menyampaikan, bersamaan dengan momentum peringatan hari pariwisata internasional menandai adanya semangat baru dan berdaya saing. Tidak hanya sebagai instrumen penunjang, namun juga setara dengan pariwisata yang ada di luar daerah.
“Karena di luar juga banyak pariwisata yang bagus. Jangan sampai kita hanya retorika, namun pada momentum ini benar-benar harus bangkit bersama dalam membangun pariwisata yang berdaya saing,” kata Ayu Sulistiani.
Untuk itu, pihaknya pun telah mempersiapkan berbagai kegiatan yang akan menunjang dunia kepariwisataan di Kota Tepian. Salah satunya di Desa Budaya Pampang dengan menghidupkan sosial budaya di kawasan asri tersebut.
“Selain menghidupkan sosial budaya seperti berladang, kami juga berencana membuat semacam area bersepeda. Harapannya, nanti bagaimana membuat pengunjung betah seharian di sini. Untuk itu akan dipersiapkan faktor penunjang lainnya misal seperti atraksi-atraksi,” pungkasnya.