Samarinda, Natmed.id – Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud menekankan pentingnya penyelarasan program pembangunan daerah dengan delapan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Ia menekankan, sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi (pemprov) wajib memastikan setiap kebijakan dan langkah pembangunan di daerah mengikuti arah yang sudah digariskan nasional.
“Provinsi ini adalah kepanjangan tangan dari pemerintah pusat. Begitu juga kabupaten dan kota, mereka perpanjangan dari provinsi. Jadi sistem kita ini harus jalan secara top down, bukan lagi bottom up,” ujar Rudy Mas’ud, di Kantor Gubernur Kaltim, Selasa 8 April 2025.
Lebih lanjut dipaparkannya, hampir seluruh visi dan misi pembangunan Kaltim sejatinya telah tercermin dalam Asta Cita, mulai dari ketahanan pangan, penguatan pertahanan negara, transformasi teknologi, pendidikan, hingga pembangunan pedesaan.
Karena itu, integrasi antara rencana kerja provinsi dengan kebijakan nasional bukan hanya formalitas, melainkan keharusan agar program yang dijalankan benar-benar berdampak langsung kepada masyarakat.
“Jangan sampai kita buat program jalan sendiri, akhirnya pusat nggak turun bantu karena dianggap nggak sinkron. Kalau mau dukungan pusat masuk ke daerah, ya kita harus menyesuaikan. Harus match,” tegasnya.
Orang nomor satu di Kaltim yang baru menjabat ini juga menyoroti perlunya perubahan pola kerja di lingkup pemerintah daerah.
Ia menilai, tidak mungkin Benua Etam mampu mengejar ketertinggalan jika hanya bekerja secara rutin dan administratif tanpa inovasi.
“Kalau datang jam 8, pulang jam 5, lalu berharap Kaltim bisa melesat, itu tidak mungkin. Harus ada kerja cerdas. Gunakan ide-ide baru, gagasan segar, inovasi, dan keberanian untuk ambil keputusan. Jangan hanya rutinitas, kita ini butuh lompatan,” ucapnya.
Rudy juga mendorong penggunaan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) sebagai bagian dari reformasi birokrasi di daerah.
Ia ingin pemerintah provinsi tidak hanya bergerak cepat, tetapi juga tepat sasaran melalui pengambilan keputusan berbasis data dan sistem digital yang terintegrasi.
“Kalau kita mau lari cepat, maka kita juga harus pakai alat bantu yang tepat. Itulah gunanya teknologi. AI itu bukan cuma buat startup, tapi juga buat birokrasi yang efisien dan adaptif,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Rudy Mas’ud menyampaikan bahwa Kaltim, sebagai etalase masa depan Indonesia, harus setara dengan kota-kota besar di Jawa, bahkan harus lebih unggul dalam beberapa aspek.
“Bukan cuma infrastruktur, tapi juga kualitas SDM, tata kelola, dan pelayanan publik, minimum harus setara dengan Jakarta,” tandas Rudy Mas’ud.