Samarinda, Natmed.id – Kebutuhan layanan kesehatan di Kalimantan Timur (Kaltim) yang terus melonjak akhirnya dijawab pemerintah daerah dengan rencana pembangunan dua rumah sakit (RS) baru pada 2026.
Fasilitas tersebut berlokasi di Kecamatan Bongan, Kutai Barat dan di Samarinda melalui peningkatan RSUD Aji Muhammad Salehuddin (AMS) II menjadi rumah sakit tipe B dengan layanan jantung hingga hemodialisis.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Jaya Mualimin menjelaskan bahwa dua proyek ini disiapkan untuk menutup kesenjangan akses layanan kesehatan yang selama ini masih dirasakan masyarakat, terutama di wilayah pedalaman.
“Ada dua rumah sakit yang mulai dibangun tahun depan. Satu di Bongan, satu lagi peningkatan RS AMS II di Samarinda,” ujar Jaya saat Puncak Hari Kesehatan Nasional ke-61 di Halaman Kadrie Oening, Sabtu 15 November 2025
Rumah sakit pertama akan dibangun di Bongan, Kutai Barat, di atas lahan 70 hektare yang saat ini masih berstatus milik Kementerian Transmigrasi. Pemprov bersama Pemkab Kutai Barat sedang memroses perubahan status lahan menjadi Hak Pengelolaan Lahan (HPL) sebelum dihibahkan ke pemerintah provinsi.
“Kami sedang siapkan bersama Dinas Transmigrasi. Kami rapat agar HPL bisa menjadi milik Kutai Barat dan kemudian dihibahkan ke provinsi,” jelasnya.
Rumah sakit ini diperkirakan menjadi fasilitas rujukan utama bagi masyarakat Bongan, Jempang, Siluq Ngurai, hingga daerah yang selama ini butuh perjalanan panjang untuk mendapatkan layanan medis spesifik. Anggaran Rp297 miliar disiapkan untuk pembangunan tahap awal, termasuk instalasi rawat inap, gawat darurat dan fasilitas penunjang.
Di Samarinda, RSUD Aji Muhammad Salehuddin (AMS) II lebih dikenal sebagai RS Korpri akan naik kelas menjadi rumah sakit tipe B. Pengembangan fasilitas ini disiapkan untuk mengurangi beban rujukan RSUD Abdul Wahab Sjahranie yang selama ini menjadi pusat rujukan utama di Kaltim.
“RS AMS II akan dilengkapi 24 layanan kompetensi, termasuk layanan jantung dan hemodialisis,” ucap Jaya.
Selain layanan baru, rumah sakit juga akan memperoleh ruang operasi tambahan, peningkatan IGD, serta fasilitas diagnostik yang lebih lengkap.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan, pemerintah menyiapkan beberapa skema rekrutmen. Mulai dari seleksi ASN, penempatan PNS dan PPPK yang ingin kembali ke daerah asal, hingga rekrutmen tenaga BLUD.
“Kita siapkan tenaga dari berbagai jalur agar saat beroperasi semua layanan sudah terisi,” katanya.
Pembangunan dua rumah sakit ini merupakan bagian dari Jospol, program prioritas Pemprov Kaltim yang menggabungkan layanan kesehatan gratis dan pembangunan infrastruktur strategis. “Premi layanan gratis sudah berjalan, infrastruktur sekarang kita perkuat,” tuturnya.
Tahapan pembangunan dijadwalkan dimulai pertengahan 2026 setelah DED selesai, dan ditargetkan rampung 2027 sebelum masuk penguatan layanan hingga 2029.
Selain dua proyek yang dikerjakan Pemprov Kaltim, Kabupaten Mahakam Ulu juga akan memiliki rumah sakit baru yang dibangun pada 2026 menggunakan anggaran pemerintah pusat.
“Mahulu juga akan bangun rumah sakit baru, itu dari Kementerian Kesehatan,” ungkap Jaya.
Ia menambahkan, pembangunan fasilitas kesehatan di Kaltim akan terus berlangsung hingga 2030 agar pelayanan lebih merata di seluruh wilayah.
