Samarinda, Natmed.id – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalimantan Timur (Kaltim), Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Endar Priantoro memastikan pengamanan ketat dalam aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahakam pada Senin, 1 September 2025, di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda.

Kurang lebih sebanyak 1.100 aparat keamanan diturunkan untuk menjaga jalannya demonstrasi agar tetap berlangsung aman dan tertib.
“Ribuan aparat keamanan kami turunkan untuk menjaga keamanan selama demo nanti,” ungkapnya.
Personel tersebut terdiri atas Brigade Mobil (Brimob), Samapta Bhayangkara (Sabhara), Reserse Kriminal (Reskrim), Intelijen Keamanan (Intelkam), hingga Satuan Lalu Lintas (Satlantas).

Tidak hanya itu, kepolisian juga menyiagakan lima unit kendaraan taktis berukuran besar, seperti mobil water cannon, barracuda, dan kendaraan pengurai massa, sebagai langkah antisipasi bila terjadi kondisi darurat.
“Kami menurunkan seluruh kekuatan terbaik. Personel nantinya ditempatkan di titik-titik strategis untuk memastikan situasi tetap terkendali,” katanya.
Dalam arahannya, dia menegaskan kepada seluruh aparat keamanan agar bertugas secara profesional, humanis, dan tidak mudah tersulut emosi ketika menghadapi massa.
Ia menekankan bahwa pengamanan demonstrasi bukan hanya soal menjaga ketertiban, tetapi juga menghormati hak masyarakat dalam menyampaikan aspirasi.
“Demo ini adalah hak konstitusional warga. Tugas kita adalah memastikan agar penyampaian aspirasi bisa berjalan dengan baik, tanpa ada insiden yang mencederai,” ujarnya.
Kapolda menambahkan, pihaknya telah memberikan instruksi jelas agar setiap anggota mengedepankan pendekatan persuasif.
Jika terjadi dinamika di lapangan, aparat diminta menahan diri dan lebih mengutamakan dialog.
Meski jumlah massa diperkirakan besar, Endar optimistis aksi mahasiswa di Samarinda akan berlangsung kondusif.
Ia menyebutkan bahwa Kalimantan Timur selama ini dikenal dengan tradisi penyampaian pendapat yang damai dan bermartabat.
“Saya harap aksi di DPRD Kaltim hari ini bisa menjadi contoh. Mari kita buktikan bahwa Kalimantan Timur bisa menyampaikan pendapat dengan tertib dan beradab,” tegasnya.
Namun, ia tidak menutup kemungkinan bahwa situasi bisa berubah sewaktu-waktu. Karena itu, kehadiran kendaraan taktis dan personel cadangan menjadi langkah antisipasi, bukan untuk menakuti, melainkan untuk menjamin keamanan bersama.
Pantauan sejak pagi, massa dari berbagai pihak mulai berdatangan. Di sekitar gedung DPRD, masyarakat umum juga terlihat hadir, sebagian sebagai penonton dan sebagian lagi dari elemen masyarakat yang ikut mendukung jalannya aksi.
Selain itu, puluhan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tampak memanfaatkan momentum ini dengan berjualan makanan, minuman, hingga atribut demonstrasi seperti bendera yang mereka bawa dan ikat kepala.
Situasi ini membuat kawasan sekitar Jalan Teuku Umar menjadi lebih ramai dari biasanya.
Kehadiran UMKM ini, juga merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam dinamika demokrasi.
Meski belum dipastikan apakah anggota DPRD Kaltim akan turun langsung menemui massa, Kapolda Endar Priantoro menekankan bahwa hal tersebut tidak boleh mengurangi semangat mahasiswa dalam menyuarakan tuntutan mereka.
Polisi, kata dia, hanya bertugas sebagai pengawal keamanan, bukan pihak yang menentukan jalannya dialog.
“Kami fokus pada pengamanan. Apakah nanti ada pimpinan atau anggota DPRD yang menemui massa atau tidak, itu urusan internal dewan. Yang penting tugas kami memastikan tidak ada yang anarkis,” tegasnya.
Endar pun mengingatkan masyarakat agar tidak terprovokasi isu-isu yang belum jelas kebenarannya.
Ia berharap aksi hari ini dapat menjadi bukti bahwa Samarinda mampu menjaga iklim demokrasi tanpa harus menimbulkan kerugian bagi pihak manapun.
“Kita sama-sama buktikan bahwa aspirasi bisa disampaikan dengan cara damai, dan kepolisian hadir bukan untuk menghalangi, tapi untuk memastikan semua berjalan baik,” tutupnya.
Beta feature
Beta feature