
Samarinda, natmed.id – Anggota DPRD Kalimantan Timur Damayanti menegaskan bahwa keterlibatan aktif orang tua merupakan faktor krusial dalam upaya pencegahan stunting di daerah.
Ia menekankan pentingnya pemeriksaan rutin anak di posyandu sebagai langkah awal yang paling strategis dalam mendeteksi gangguan pertumbuhan secara dini, sebelum kondisi tersebut berkembang menjadi masalah yang lebih serius.
Sebagai anggota Komisi IV yang membidangi masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, Damayanti menyampaikan bahwa rendahnya tingkat kesadaran masyarakat masih menjadi tantangan mendasar dalam menekan prevalensi stunting di Kalimantan Timur.
Ia menilai bahwa kebiasaan membawa anak ke posyandu belum menjadi budaya yang melekat di sebagian besar masyarakat, terutama di wilayah-wilayah dengan akses terbatas terhadap fasilitas kesehatan.
“Karena itu, edukasi harus digencarkan bersamaan dengan penguatan layanan kesehatan dasar di tingkat Desa dan Kelurahan,” ujar Damayanti, Senin, 21 Juli 2025.
Pernyataan tersebut menjadi penegasan bahwa upaya teknis dalam bentuk pemberian makanan tambahan atau suplemen gizi saja tidak cukup.
Menurutnya, ada aspek kultural yang perlu dibentuk, yakni kesadaran kolektif tentang pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala dan berkelanjutan.
Ia juga menyampaikan bahwa DPRD Kalimantan Timur terus mendorong agar masyarakat memahami pentingnya pemenuhan hak anak untuk tumbuh sehat.
Salah satu bentuk pemenuhan hak tersebut dimulai dari hal-hal kecil namun konsisten, seperti melakukan kunjungan rutin ke posyandu.
“Penanganan stunting harus dilakukan secara menyeluruh, tak cukup hanya dengan intervensi gizi. Ini bukan hanya soal makanan tambahan, tetapi juga bagaimana masyarakat rutin membawa anak ke posyandu untuk dipantau tumbuh kembangnya,” ungkapnya.
Data terakhir menunjukkan bahwa meski angka stunting di Kalimantan Timur mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, pekerjaan rumah masih banyak.
Ketimpangan akses terhadap layanan kesehatan antara daerah perkotaan dan pedalaman menjadi salah satu persoalan krusial yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
Situasi ini kerap kali membuat anak-anak di wilayah terpencil kehilangan kesempatan untuk mendapat deteksi dan penanganan dini.
Kondisi geografis yang menantang, keterbatasan infrastruktur, dan jumlah tenaga kesehatan yang tidak merata semakin memperbesar kesenjangan tersebut.
Oleh karena itu, Damayanti mendorong adanya sinergi yang lebih erat antara pemerintah daerah, lembaga legislatif, serta kelompok masyarakat sipil dalam memperkuat jangkauan layanan kesehatan dasar hingga ke pelosok.
Lebih lanjut, Damayanti menegaskan bahwa DPRD Kalimantan Timur akan terus mengawal setiap kebijakan serta memastikan alokasi anggaran program kesehatan dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Menurutnya, keberhasilan dalam menurunkan angka stunting bukan sekadar pencapaian statistik di atas kertas, melainkan cerminan dari komitmen bersama untuk menjamin setiap anak di Kalimantan Timur memiliki peluang yang setara untuk tumbuh sehat, berkembang optimal, dan memiliki daya saing di masa depan.