Samarinda,Natmed.id – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda Laila Fatihah menghadiri pasar pangan produk peternakan dan penyaluran daging ayam seger dan telur lokal di Jalan Masjid Al Whusto Jalan Kamboja Kecamatan Palaran, Rabu (9/11/2022).
Ia menilai adanya pasar pangan produk peternakan daging ayam seger dan telur lokal tersebut dapat menekan angka inflasi di Kota Tepian.
“Tadi kan tentang pameran untuk menekankan inflasi.Alhamdulillah saya tadi mendapatkan informasi bahwa Dinas Perdagangan mampu menyediakan telur untuk kebutuhan masyarakat Kota Samarinda dengan harga jauh lebih murah dari harga pasar,” ungkapnya saat ditemui di Gedung Sekretariat DPRD Samarinda Jalan Basuki Rahmat, Rabu (9/11/2022).
Laila mengatakan meskipun memberikan harga di bawah harga rata-rata pengusaha telur. Ia mengingatkan agar tetap memperhatikan harga yang ada di pasar atau pengusaha telur.
“Memang mereka (Dinas Perdagangan) tidak ingin bersaing. Artinya tidak mematikan telur di pasar dan pengusaha telur. Jadi mereka lebih untuk melakukan sosialisasi atau pendekatan kepada masyarakat melalui kelurahan,” jelasnya.
Selain melakukan pasar pangan produk telur dan daging. Dinas Perdagangan Kota Samarinda juga mendistribusikan telur di Kelurahan Lempake.
“Tadi kami meluncurkan langsung telur 1 mobil pick up untuk di didistribusikan di Kelurahan Lempake.
Jadi Kelurahan Lempake yang akan mendistribusikan kepada masyarakat melalui RT sebelumnya pihak RT melakukan pendataan, kemudian melalui kelurahan pesan ke Dinas Perdagangan dan kemudian dikirimkan ke Lempake,” terangnya.
Ia pun berharap agar ke depannya tidak hanya melakukan pameran pagan produk di satu kelurahan akan tetapi di seluruh kelurahan yang ada di Kota Samarinda
“Ini perlu disosialisasikan kepada 10 kecamatan. Jadi 59 kelurahan di Samarinda bisa mendapatkan informasi juga. Yang penting tidak mematikan para pengusaha yang sudah lama bergerak di bidang pendistribusian telur,” tuturnya.
“Jadi sarana saya tadi jangan masuk di pasar, karena pasti akan terjadi benturan antara pemerintah kota dan pengusaha telur, lebih baik masuk langsung kepada masyarakat melalui kelurahan,”lanjutnya.