Samarinda,Natmed.id – Pasar Baqa di Jalan Sultan Hasanuddin Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Seberang, dapat suntikan dana Rp9 miliar untuk pembagunan tahap kedua dan akhir tahun ini ditargetkan rampung dan bisa digunakan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda Marnabas Patiroy mengatakan, Pemkot Samarinda telah menyiapkan anggaran sekitar Rp9 miliar untuk pembangunan Pasar Baqa ditahap kedua.
Marnabas menyampaikan untuk selanjutnya pengerjaan akan dilelang pada bulan Maret 2023, kemudian pengerjaan akan dilaksanakan di bulan Mei hingga bulan November 2023 mendatang.
“Pada bulan November nanti, pasar tersebut siap ditempati oleh para pedagang dan tahun ini kita targetkan sudah bisa beroperasi,” kata Marnabas, Jumat (13/1/2023).
Diketahui, pihaknya juga akan melakukan persiapan untuk pengelolaan Pasar Baqa, dimulai dari pengelolaan pasar, kebersihan dan keamanan agar keadaan pasar bisa tertib dan aman bagi para pedagang serta pembeli.
“Saat ini memang masih ada kekurangan, tinggal kekurangannya itu saya akan sampaikan ke wali kota, seperti petugas keamanan dan lainnya,” ujarnya.
Awalnya Pasar Baqa ini dirancang memiliki empat tingkat, hanya saja pembangunannya dimaksimalkan menjadi dua tingkat.
“Walau hanya dua tingkat, yang penting cukuk untuk para pedagang karena memang dalam rancangan awal itu ada empat tingkat, dua tingkat diatas rencananya untuk food court dan kantor,” paparnya.
Marnabas juga menuturkan daya tampung pedagang yang ada di Pasar Baqa telah sesuai dengan jumlah data pedagangan yang memiliki Surat Keterangan Tempat Usaha Berdagang (SKTUB).
Untuk kapasitas pasar saat ini telah disesuaikan dengan data jumlah pedagang yang terdata di Dinas Perdagangan Kota Samarinda.
“Yang jelas kita akan perioritaskan pedagang yang memiliki SKTUB yang resmi, karena kita punya datanya dan akan kita cek datanya di lapangan,” tegasnya
Ia juga menambahkan, harus ada pengecekan atau pendataan kembali, agar dapat terhindar dari para pedagang curang yang tidak memiliki data administrasi yang telah ditentukan oleh pemerintah.
“Kami sudah mendata beberapa pedagang, katanya memiliki data asli tetapi ternyata palsu, nah ini yang kami hindari,” paparnya.