Samarinda, Natmed.id – Minyak urut tradisional Dayak Ngaju menjadi simbol penting dalam ekonomi produktif yang dijalankan oleh Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Produk ini tidak hanya dikenal karena khasiatnya dalam pengobatan tradisional. Tetapi, juga sebagai bagian dari warisan budaya turun temurun di masyarakat adat Dayak Ngaju.
Wati Bahalap, pengurus LPDN Provinsi Kaltim menjelaskan bahwa minyak urut ini terbuat dari bahan-bahan alami, seperti akar-akaran. Juga, bahan herbal pilihan lainnya seperti akar saluang belum, ginseng hutan, paku atei, dan lainnya.
“Minyak ini bermanfaat untuk mengatasi pegal-pegal, keseleo, dan masalah asam urat. Ini merupakan produk asli dari perempuan adat Dayak Ngaju,” ujarnya saat diwawancarai usai pengukuhan pengurus LPDN Provinsi Kaltim 2024-2029 dan pengurus kota kabupaten 2024-2027 di Gedung Olah Bebaya, Kompleks Kantor Gubernur Kaltim, Senin (24/6/2024) siang.
Pengurus LPDN Provinsi Kaltim dan kota/kab yang baru dikukuhkan diharapkan terus melestarikan budaya adat Dayak.
Wati menegaskan produksi minyak urut tradisional Dayak Ngaju tidak hanya sekadar usaha ekonomi. Tetapi, juga sebagai wujud eksistensi perempuan adat dalam melestarikan kearifan lokal.
“Kami perempuan adat Dayak di pedalaman telah mewarisi ramuan-ramuan dari nenek moyang kami. Melalui LPDN, kami dapat mengembangkan pasar untuk produk-produk tradisional kami,” tambahnya.
Meskipun memiliki tantangan tersendiri dalam memperoleh bahan baku seperti akar seluang belum yang jarang ditemui di dataran rendah, Wati tetap optimis bahwa minyak tradisional Dayak Ngaju memiliki pasar yang stabil.
Ia juga menggarisbawahi kontribusi besar dari pelanggan tetap, terutama dari kalangan Cina yang rutin membeli produk mereka. Wati berharap agar pemerintah dapat lebih memperhatikan kemampuan perempuan adat Dayak dalam industri kreatif dan pariwisata.
“Kita berharap untuk 17 Agustus di IKN (Ibu Kota Negara)nanti, perempuan Dayak bisa dilibatkan untuk suvenir. Saat ini kan belum ada kabar siapa yang buat, saya tanya teman-teman perempuan daerah lain belum dilibatkan. Semoga pemerintah melibatkan kita agar kita lebih semangat lagi,” harap perempuan berusia 44 tahun itu.
Sebagai informasi, produk LPDN ini dapat dikunjungi di Balikpapan Swis Hotel, Grend Senyiur, dan di Kebun Sayur Balikpapan (samping rumah makan haur gading).