National Media Nusantara
Pendidikan

Menghadapi Ancaman Teknologi Siber, Prof Widya Sumadinata Soroti Strategi Keamanan Negara di Era Digital

Prof. R. Widya Setiabudi Sumadinata, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran

Bandung, Natmed.id – Prof R. Widya Setiabudi Sumadinata, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran Bandung, menyampaikan pentingnya Indonesia dalam menghadapi ancaman baru di era teknologi digital. Ia menekankan bahwa baik TNI, Polri, maupun lembaga-lembaga terkait harus merumuskan strategi keamanan negara yang baru.

Hal ini disampaikan pada saat orasi ilmiah penerimaan jabatan Guru Besar bidang Keamanan Global pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran, di Graha Sanusi Hardjadinata, Unpad, Jalan Dipati Ukur, Bandung, Selasa (24/10/2023).

Perkembangan keamanan global telah mengalami pergeseran signifikan dari pemahaman keamanan tradisional menjadi non-tradisional. Ancaman tidak hanya berasal dari negara lain, tetapi juga dari aktor non-negara seperti kelompok teroris dan hacker.

Teknologi siber, menurut Widya Sumadinata, memiliki peran penting dalam strategi keamanan saat ini. Ia mencontohkan keterlibatan hacker Rusia dalam konflik antara Israel dan Hamas, serta penggunaan teknologi oleh Israel untuk memantau warga Palestina. Selain itu, ia mencatat bahwa teknologi deep fake dapat digunakan untuk menyebarkan berita bohong dan mengancam demokrasi.

“Teknologi siber sangat menentukan dalam strategi peperangan masa kini,” ujarnya

“Bisa dibayangkan bagaimana jika teknologi ini disalahgunakan untuk menyebarkan berita bohong, fitnah, mengadu domba. Dalam kultur masyarakat kita yang haus berita, sementara literasi informasi kurang, teknologi deep fake akan sangat mudah dianggap sebagai sebuah realita objektif atau sebuah kebenaran,” sambungnya.

Widya Sumadinata juga membahas gagasan pembentukan angkatan siber di dalam TNI, serupa dengan yang ada di beberapa negara lain seperti Amerika Serikat dan Singapura.

Meskipun ia setuju dengan gagasan ini, ia menekankan perlunya memikirkan posisi lembaga tersebut, apakah di bawah TNI atau institusi sipil, serta hubungannya dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Related posts

Sukses Gelar PPDB, SMAN 16 Samarinda Siap Laksanakan MPLS

Intan

Saparudin Tanggapi Komentar Komisioner KPAI

natmed

Covid-19 Tak Kunjung Mereda, SMAN 17 Tetap Buka PPDB Online

Phandu