Samarinda, Natmed.id – Menjawab kebutuhan masyarakat urban akan ruang kreatif dan tempat bersantai yang segar, Mahayana hadir di Kota Tepian dengan konsep yang dibawa berbeda dari kebanyakan kedai kopi.
Tak hanya menyuguhkan minuman dan sajian khas, Mahayana juga mengusung ruang alternatif yang terbuka bagi kolaborasi dan ekspresi komunitas lokal.
“Ini hal baru, bukan cuma soal kopi. Kami ingin orang datang ke sini dan merasakan suasana yang beda. Kopinya tetap ada, tapi bukan itu satu-satunya fokus,” kata Beni, Staff Operasional Mahayana saat ditemui usai soft opening di Jalan Bukit Alaya Unit LE-23, Sungai Pinang Dalam, Rabu, 16 April 2025 malam.
Dalam soft opening ini, Mahayana belum menetapkan tanggal pasti untuk grand opening. Namun, peluncuran secara resmi segeraa dijalankan setelah seluruh kesiapan teknis terpenuhi.
“Kami berkeinginan, setelah grand opening nanti benar-benar sudah running well, nggak ada komplain. Semua sudah siap,” ujarnya.
Sementara itu, menu makanan saat ini masih dalam tahap penyempurnaan. Tim dapur Mahayana tengah melakukan riset untuk menentukan sajian terbaik yang akan diluncurkan. Sesuai jadwal, grand opening itu bakal berlangsung akhir bulan ini atau awal bulan depan.
“Kami masih dalam tahap R&D, jadi belum semua menu keluar. Tapi nanti saat grand opening, kami pastikan semua sudah siap dan tidak ada komplain dari pengunjung,” ujarnya.
Salah satu menu andalan di kafe itu dikatakan Beni ialah kopi Mahayana, minuman berbasis kopi susu krim yang diberi sentuhan rasa tiramisu.
Perpaduan itu menghadirkan cita rasa lembut dan manis dengan aroma yang khas. Untuk itu, minuman ini cocok bagi pecinta kopi dengan karakter yang tidak terlalu pahit.
“Kopi Mahayana ini jadi favorit, base-nya kopi susu krim, tapi ada hint tiramisunya yang bikin beda,” jelas Beni.
Tak hanya itu, Mahayana juga tengah menyiapkan sejumlah program pendukung yang akan memperkuat identitasnya sebagai ruang kreatif.
Rencananya, akan digelar pertunjukan musik seperti DJ set dan karaoke night, serta sesi manual brew yang melibatkan barista-barista lokal dengan biji kopi premium seperti Geisha.
“Kami ingin mengundang barista lokal untuk tampil. Mereka bisa tunjukkan teknik seduh manual di sini. Jadi ini bukan cuma soal minum, tapi juga ruang belajar dan berbagi,” tambah Beni.
Nama Mahayana sendiri merupakan akronim dari nama pemilik. Namun, secara filosofi juga merujuk pada konsep “kendaraan besar” dalam ajaran Buddhisme yang artinya ruang inklusif bagi siapa saja.
“Kami tidak membidik segmen tertentu. Mahayana untuk siapa pun yang ingin merasakan sesuatu berbeda. Kami ingin jadi tempat alternatif di tengah kota,” ujarnya.
Beni juga menyatakan bahwa pihaknya akan selalu berusaha sebaik mungkin. Harapannya, membawa sesuatu yang baru bagi warga Kota Tepian, baik dengan konsepnya maupun bentuknya.
“Semoga ya orang Samarinda bisa menerima experience yang baru dari kita,” tutupnya.