National Media Nusantara
Pendidikan

Komisi X DPR RI Tegaskan Transformasi Pendidikan Harus Berakar dari Daerah

Teks: Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, Ketua Komisi X DPR RI, dan Perwakilan Dinas Pendidikan Kalimantan Timur dalam kegiatan kunjungan kerja ke SMAN 10 Samarinda

Samarinda, natmed.id – Ketua Komisi X DPR RI Hetifa Sjaifudian menegaskan bahwa transformasi pendidikan nasional harus dimulai dari penguatan ekosistem daerah. Hal ini disampaikannya dalam kunjungan kerja Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI di SMAN 10 Samarinda, Rabu, 18 Juni 2025.

Dalam sambutannya, Hetifa menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk mewujudkan pemerataan kualitas pendidikan, khususnya di wilayah seperti Kalimantan Timur. Ia menilai program Sekolah Garuda Transformasi merupakan langkah afirmatif yang tepat untuk mendekatkan mutu pendidikan unggul ke luar Pulau Jawa.

“Program ini bukan sekadar pembangunan fisik sekolah yang modern, tapi merupakan investasi strategis untuk mencetak generasi unggul Kaltim bagi Indonesia,” ucap Hetifa.

Lebih lanjut, ia menyampaikan apresiasi terhadap kehadiran Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI sebagai wujud komitmen pemerintah pusat dalam mendukung inisiatif di daerah. Ia juga menyampaikan salam hormat dan terima kasih kepada seluruh hadirin yang hadir dalam acara tersebut.

“Kami di Komisi X akan sepenuhnya mendukung inisiatif Presiden Prabowo Subianto, termasuk transformasi pendidikan melalui sekolah-sekolah unggulan seperti ini,” tegas Hetifa.

Program Sekolah Garuda Transformasi digagas sebagai proyek percontohan nasional dengan pendekatan sains, teknologi, dan inovasi berbasis kearifan lokal. SMAN 10 Samarinda menjadi satu dari 12 sekolah di Indonesia yang dipilih untuk menjalankan program ini.

Hetifa menambahkan, keberadaan SMAN 10 sebagai lokasi peluncuran program menunjukkan bahwa Kalimantan Timur memiliki kualitas sumber daya manusia dan kesiapan infrastruktur pendidikan yang tidak kalah dari daerah lain. Ia menolak anggapan bahwa kualitas hanya bisa lahir dari wilayah-wilayah mapan seperti Jawa dan Sumatera.

“Jakarta adalah Indonesia masa kini. Tapi Kalimantan adalah Indonesia masa depan,” ujarnya, disambut tepuk tangan peserta.

Ia menilai bahwa upaya peningkatan kualitas pendidikan tidak cukup dengan program pusat semata. Diperlukan pola pikir baru yang mendorong siswa bersaing secara global. Dalam konteks ini, ia menekankan pentingnya dukungan dari semua lini, mulai dari kepala sekolah, guru, hingga pemda.

“Kita harus sadari bahwa anak-anak kita tidak hanya bersaing dengan pelajar dari daerah lain, tapi dengan dunia. Maka, sistem pendidikan kita harus adaptif dan inovatif,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Hetifa juga membeberkan bahwa Komisi X DPR RI tengah mendorong perubahan terhadap Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Ia memastikan bahwa revisi regulasi ini akan disusun berdasarkan realitas daerah, bukan pendekatan satu arah dari pusat.

“Selama ini semua diseragamkan oleh pusat. Ke depan, kebijakan pendidikan harus lahir dari kenyataan di daerah. Apa yang dibutuhkan, apa yang mampu dilakukan, itu yang harus jadi dasar,” katanya.

Di akhir sambutan, Hetifa menyerukan pentingnya menjadikan SMAN 10 sebagai model inspiratif, bukan pengecualian. Ia berharap nilai-nilai kepemimpinan dan inovasi yang dibangun di sekolah tersebut dapat ditularkan ke sekolah lain di Kalimantan Timur, bahkan di seluruh Indonesia.

“Tagline ‘Be a leader, make your own future’ dari SMAN 10 itu sangat tepat. Harus jadi inspirasi bagi sekolah lain bahwa kita bisa memimpin, bukan sekadar mengikuti,” pungkasnya.

Related posts

Diskusi Publik Himanislik Fisip Unmul, Diploma Sepi Peminat dan Tutup

natmed

PPDB Online SMA 17 Samarinda Jalur Zonasi Dimulai

natmed

Hari Pertama Diklat Jurnalistik Berlangsung Sukses, Ketua JMSI Kaltim Tekankan KEJ

Intan

You cannot copy content of this page