Reporter: Emmi Editor: Redaksi
Bontang, Natmed.id – Konsentrasi pendukung pasangan calon (paslon) di sekitar arena debat publik Sabtu malam (7/11/2020) di Hotel Grand Mutiara, ditanggapi Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Bontang Achmad Faizal.
Ia menyayangkan kinerja KPU dan Bawaslu di Pilkada Bontang 2020 yang terkesan kurang professional. Ical melihat, beberapa kali KPU dan Bawaslu Bontang melakukan kesalahan.
Dikatakan Ical, sapaan akrabnya bahwa dalam aturan PKPU Nomor 10 Tahun 2020 tepatnya Pasal 59, menjelaskan aturan pembatasan dan pelarangan pendukung di arena debat publik.
“Sebagai ‘wasit’ Bawaslu seolah membiarkan pelanggaran itu berlangsung. Kami mencoba taat dengan pembatasan itu. Di luar paslon ada tim kampanye 6 orang. Pendamping 4 orang dan LO 2 orang pun tidak boleh berada di arena debat,” jelasnya.
Padahal kata Ical, setelah pengunduran debat publik sebelumnya, KPU dan Bawaslu Bontang seharusnya bisa lebih maksimal dalam bekerja.
“Harusnya semakin profesional dan taat aturan, bukannya semakin abai dan melabrak aturan yang dibuatnya sendiri,” terangnya.
Ical menjelaskan bahwa dirinya telah menyampaikan langsung keberatannya tersebut kepada Komisioner Bawaslu dan KPU di lokasi acara, namun tidak mendapat respon yang diharapkan.
“Masa Bawaslu tidak bisa membedakan mana pengunjung hotel, mana pendukung paslon. KPU dan Bawaslu hanya selalu minta maaf, tapi selalu juga mengulangi kesalahan. Intinya, kami keras mengingatkan KPU dan Bawaslu untuk bekerja secara professional,” paparnya lebih jauh.
Protes ini ia sampaikan agar jangan sampai sikap kurang profesional KPU dan Bawaslu itu justru akan memicu terjadinya gesekan dan keributan antarpendukung pasangan calon.
Sementara itu Komisioner KPU Bontang Saparudin membenarkan adanya aksi protes yang disampaikan Ketua AMPG tersebut. Namun ia menyatakan telah memberi pengertian malam itu juga.
“Memang tadi malam yang bersangkutan (Ical) sudah sampaikan keberatannya langsung dan kita sudah berikan penjelasan dan dapat diterima,” kata Saparudin.
Diakuinya, memang sempat terjadi konsentrasi masa di sekitar arena debat yang kemudian teridentifikasi sebagai pendukung salah satu paslon. KPU pun telah berkoordinasi dengan jajaran keamanan untuk meminta kelompok pendukung tersebut, menyaksikan debat dari rumah.
“Setelah diberi pengertian satu per satu, pendukung tersebut meninggalkan tempat yang sebenarnya disediakan untuk awak media menyaksikan debat tersebut,” jelas Saparudin.