Jakarta, Natmed.id – Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dan Kedutaan Besar Republik Bolivarian Venezuela sepakat memperkuat kerja sama dalam membangun ekosistem media yang bebas dari propaganda dan disinformasi global.
Kesepakatan itu tercapai dalam pertemuan antara Ketua Umum JMSI Teguh Santosa dan Duta Besar Venezuela untuk Indonesia, Enrique Antonio Acuña Mendoza, di Jakarta, Kamis 16 Oktober 2025.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak menekankan pentingnya peran media dalam menjaga perdamaian dunia dan melawan arus informasi yang menyesatkan. Dubes Acuña menyebut, banyak narasi yang beredar tentang Venezuela tidak didasarkan pada fakta, melainkan pada kepentingan politik tertentu yang ingin melemahkan pemerintahan sah di Caracas.
“Venezuela adalah bangsa cinta damai yang terus berjuang mempertahankan kedaulatan dan harga diri nasional,” kata Acuña. Ia menambahkan bahwa negaranya menghormati semua bangsa, tetapi menolak segala bentuk tekanan politik dan ekonomi yang bertentangan dengan prinsip hukum internasional.
Pertemuan ini juga menjadi momentum solidaritas internasional di tengah meningkatnya perhatian dunia terhadap operasi rahasia CIA di wilayah Venezuela yang baru-baru ini diakui oleh Amerika Serikat. Caracas menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara dan ancaman terhadap stabilitas kawasan Karibia.
Dubes Acuña turut menyinggung pidato perwakilan tetap Venezuela di PBB, Samuel Moncada, dalam sidang Dewan Keamanan pada 10 Oktober 2025. Dalam pidato itu, Moncada memperingatkan dunia tentang potensi konflik baru akibat eskalasi militer Amerika Serikat di kawasan Karibia.
Menurut Venezuela, kebijakan sanksi ekonomi sepihak dan tekanan militer adalah bentuk agresi non-konvensional yang telah berdampak langsung terhadap kesejahteraan rakyatnya. Meski begitu, pemerintah di Caracas tetap mampu menjaga stabilitas politik dan ekonomi nasional.
Di sisi lain, Teguh Santosa menegaskan bahwa media memiliki tanggung jawab moral untuk tidak terjebak dalam propaganda geopolitik. Ia menilai, tugas jurnalis adalah menjaga perdamaian dan berpihak pada kemanusiaan.
“Media harus berani berdiri di sisi kebenaran dan tidak ikut memperpanjang konflik. Tugas utama jurnalis adalah menyerukan perdamaian dan membela kemanusiaan,” ujar Teguh.
Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga JMSI, Wayan Sudane, yang turut hadir dalam pertemuan itu, menambahkan bahwa kolaborasi antara JMSI dan Kedutaan Besar Venezuela akan difokuskan pada pertukaran informasi, budaya, serta komunikasi publik yang sehat.
Pertemuan antara JMSI dan Kedutaan Besar Venezuela berlangsung hangat dan terbuka. Dubes Acuña menutup pertemuan dengan ajakan agar media dunia tidak menelan mentah-mentah informasi sepihak tentang negaranya.
“Perdamaian tidak bisa dibangun di atas kebohongan. Kami mengajak media di seluruh dunia untuk melihat Venezuela secara objektif dan mendengar langsung dari sumbernya,” ujarnya.
