Pemkot Samarinda

Jadi Narasumber Workshop Mahasiswa, Andi Harun Singgung Indonesia Emas 2045

Jadi Narasumber Workshop Mahasiswa, Andi Harun Singgung Indonesia Emas 2045

Samarinda, Natmed.id – Wali Kota Andi Harun menjadi narasumber dalam workshop bertajuk Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang Nasionalis, Religius, dan Bersinergi.

Workshop ini melibatkan Mahasiswa Angkatan XXI Falkutas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Jurusan Ilmu Pemerintahan mewakili Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga.

Dalam workshop, orang nomor satu di Kota Tepian ini menjabarkan mengenai ilmu kepemimpinan yang menurutnya mudah diungkapkan namun sulit dipraktikkan.

Menurutnya, seorang pemimpin harus berpendidikan, loyal, dan disiplin. Pemimpin yang berpendidikan akan membawa program yang berfokus pada manfaat banyak orang.

Dengan loyalitas membentuk seorang pemimpin berfokus pada kesetiaannya terhadap proses dan hasil. Sedangkan disiplin akan membuat pemimpin fokus pada capaian tujuannya.

“Mereka harus punya ini, loyalitas, artinya kesetiaan pada prosesnya. Educated, artinya mampu memberikan pesan edukasi dan fokus pada manfaat. Disiplin, disiplin pada tujuan dan metodologi terkait tujuan kepemimpinan,” paparnya di Ballroom Midtown Hotel Samarinda, Sabtu (2/12/2023).

Politikus Partai Gerinda ini menyinggung mengenai Indonesia Emas Tahun 2045. Menurutnya, pada tahun tersebut kontribusi bagi bangsa Indonesia akan dipegang oleh generasi muda.

Adanya bonus demografi atau ledakan penduduk di tahun 2045, paling banyak diisi oleh penduduk usia produktif.

Namun, di sisi lain, di samping adanya kata “bonus”, terdapat pula kata “beban” yang dikhawatirkan pecah tahun Emas itu.

Beban yang dalam konteks adanya sumber daya manusia (SDM) yang saat ini belum dibekali kualitas dan keunggulan dalam bidang tertentu, sehingga akan tertinggal dan menjadi beban.

“Bahwa 2045 usia produktif di tahun 2045 generasi muda di tahun itu yang memberi kontribusi terhadap kesejahteraan dan kontributor bagi bangsa. Ada istilahnya bonus demografi. Tapi lawan dari bonus adalah beban karena belum dibekali skill saat ini, besoknya jadi beban,” ungkapnya.

Andi Harun menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus mengetahui tolak ukur suatu kemajuan bangsa. Salah satu contoh, Singapura berhasil menciptakan SDM yang berkualitas dan unggul merupakan komitmen pemimpin untuk berinvestasi pada pendidikan.

Ia menjelaskan terdapat perbedaan antara negara yang menerapkan metode otokratik, dan metode demokratik. Kedua metode tersebut menghasilkan perkembangan negara yang berbeda.

“Kenyataannya negara yang memakai model kepemimpinan otokratik lebih maju daripada demokratik. Kunci model kepemimpinan ini menentukan kemajuan suatu negara,” jelasnya.

“Pemimpin yang terus berganti akan menjadikan program, visi dan misi akan terus berganti sehingga tidak ada program kepemimpinan berkelanjutan,” sambungnya.

Untuk itu, Andi Harun mengingatkan pentingnya memilih pemimpin yang berkualitas. Dengan demikian, program dan kebijakan yang diberikan berorientasi pada manfaat bagi orang banyak dan bukan kepentingan individu atau kelompok tertentu.

Menutup diskusi singkatnya, Andi Harun berpesan agar para partisipan terutama mahasiswa dapat menjadi individual kontributor atau lebih baik lagi menjadi super player. Mereka diharapkan terlatih menjadi pemimpin yang nasionalis, religius, dan berintegritas.

“Contohnya seperti Christiano Ronaldo yang berhasil menjadi super player dan membawa nama Real Madrid semakin dikenal. Sebelumnya dia mengasah kemampuan dan jadilah individual kontributor terbaik,” pesannya.

Related posts

Wisata Belanja Ramadan 2024 Memperkaya Pengalaman Warga Samarinda

Irawati

Ormas Islam Berkolaborasi dengan Baznas Berpotensi Bantu Kurangi Kemiskinan

Irawati

Perangi Stunting, Pemkot Gelar Rembuk Tingkat Kota

Irawati