National Media Nusantara
Ekonomi

Inflasi Kaltim Agustus 2025 Lebih Rendah dari Nasional

Samarinda, Natmed.id – Laju inflasi di Kalimantan Timur (Kaltim) pada Agustus 2025 tercatat lebih rendah dibandingkan angka nasional. Pemerintah Provinsi Kaltim menyebut kondisi ini masih dalam batas aman dan terkendali.

Kepala Biro Perekonomian Setda Kaltim Iwan Darmawan menyampaikan inflasi year on year (yoy) Kaltim berada di angka 1,79 persen. Angka ini lebih rendah dari inflasi nasional yang mencapai 2,31 persen. Sementara inflasi year to date (YtD) atau akumulasi sejak Januari hingga 31 Agustus 2025 sebesar 1,51 persen, juga di bawah level nasional yang berada pada 1,60 persen.

Teks: Kepala Biro Perekonomian Setda Kaltim, Iwan Darmawan

“Kalau bicara posisi inflasi Kaltim, masih di dalam kendali. Target sampai akhir 2025 berada pada rentang 2,5 persen ±1, artinya 1,5 sampai 3,5 persen. Sejauh ini, so far so good, masih aman sampai akhir Agustus,” ujar Iwan usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Bersama Kemendagri secara daring di Kantor Gubernur Kaltim, Selasa, 2 September 2025.

Menurut Iwan, inflasi di Kaltim tidak disumbang oleh semua komoditas, melainkan hanya beberapa produk tertentu. Komoditas yang memberi andil terhadap inflasi tahunan di antaranya emas perhiasan, bawang merah, ikan layang atau benggol, kopi bubuk, dan sigaret kretek mesin.

Sementara itu, sejumlah komoditas justru menjadi penekan inflasi atau berkontribusi pada deflasi. Beberapa di antaranya adalah angkutan udara, bensin, sabun deterjen bubuk, serta pelembut atau pengharum cucian.

Untuk perbandingan antarbulan (month to month), komoditas yang mendorong inflasi adalah biaya pendidikan di perguruan tinggi, emas perhiasan, makanan siap saji seperti nasi lauk, dan popok bayi sekali pakai. Adapun penyumbang deflasi bulanan meliputi angkutan udara yang stabil berkat promo harga, serta bahan pangan seperti tomat, cabai rawit, bahan bakar rumah tangga, dan jagung manis.

Iwan juga menyebut Kemendagri selalu memberi peringatan kepada daerah dengan inflasi yang mendekati batas kendali 2,5 persen ±1. Umumnya daftar tersebut memuat 10 provinsi dengan inflasi relatif tinggi dan 10 provinsi dengan inflasi relatif rendah.

“Biasanya ini menjadi pengingat bagi daerah agar memperketat langkah pengendalian inflasi,” jelasnya.

Di Kaltim, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) rutin menggelar rapat setiap Senin. Namun, pekan ini rapat digeser ke Selasa menyesuaikan situasi daerah yang sempat kurang kondusif akibat aksi unjuk rasa.

“Rapat itu juga dipakai untuk menekankan pentingnya menjaga stabilitas keamanan daerah sebagai faktor pendukung keberhasilan pengendalian inflasi. Kami tetap optimistis inflasi di Kaltim bisa dijaga dalam target yang ditetapkan, yakni 1,5 hingga 3,5 persen sampai akhir 2025,” pungkas Iwan.

  • Beta

Beta feature

Related posts

Koperasi BSJ Tingkatkan Kesejahteraan Peternak dan Petani

Febiana

Selama Tutup, Kenari Waterpark Rugi Ratusan Juta

natmed

Siap Berjaya dan Naik Kelas, Pelaku UMKM Diminta Terus Kembangkan Diri

ericka

You cannot copy content of this page